Simak Karya Nicolas Ghesquière di Louis Vuiton Musim Semi/Panas 2017
Mengangkat esensi wanita Paris yang dinamis dengan tetap mengemasnya dengan cara ‘Ghesquière’, kini Louis Vuitton kembali ke ‘rumah asalnya’.
4 Apr 2017


1 / 4

Melanjutkan persinggahannya dari Palm Springs untuk koleksi Cruise 2016, kemudian membawa inspirasi nun jauh ke kota samba Rio De Janeiro untuk koleksi Cruise 2017. Kini Louis Vuitton kembali ke akarnya di kota di mana tas trunk legendaris ini lahir. Gaya para wanita Parisienne menjadi narasi yang coba diungkapkan pada koleksi spring/summer 2017. Musim ini Louis Vuitton mempersembahkan koleksi yang sepenuhnya Prancis.

Bertempat di Place Vendôme, lokasi yang sama di mana tahun ini Louis Vuitton akan membuka butik utamanya, tepat di tengah jantung kota Paris. Koleksi musim semi/panas 2017 ini masih berkutat dalam busana cut-out, siluet longgar nyaman, dan sentuhan streetwear. Sang direktur kreatif Nicolas Ghesquière mengemasnya dalam kemewahan supremasi desain dan material. Mengangkat esensi wanita dinamis yang cendekia dalam bermode, atribut khas para wanita Paris.

Peragaan dibuka lewat terusan draperi, dengan faktor asimetris yang memberi sentuhan kontemporer. Berikut detail semat pin emas berbaris sampai dengan material kain berkilau gemerlapan, Ghesquière menyerukan semangat muda yang bebas bergerak begitu lantangnya. Berlanjut pada ulasan busana-busana grafis, bermain dalam motif tumpang tindih, kotak-kotak ikonis Damier dipertemukan dengan motif polka dot nostalgia kolaborasi Louis Vuitton dengan seniman Jepang, Yayoi Kusama di 2012. Hasilnya terasa futuristis, terutama bagian bahunya yang diberi sentuhan tinggi dan sedikit menyiku.

Teritorial wanita aktif ditegaskan dalam pendekatan tailoring yang unik untuk Louis Vuitton. Jas kerja ditanggalkan lengannya, dibelah, atau diberi gelepai. Melapisi dalaman bodysuit kulit tipis yang melekat mengilat. Dipakai dengan atau tanpanya, koleksi kali ini lebih membuka variasi dalam bergaya. Opsi blazer dan veste juga diberikan dalam motif plaid yang menjadi salah satu kunci tren musim ini. Kemasyhuran material renda Prancis tidak ketinggalan juga dipaparkan dalam lurus celana-celana panjang berlapis apron pendek.

Ranah aksesori didominasi oleh sepatu bot yang dwiwarna dan material rangkap. Kulit eksotis piton dan tatah croco banyak diulas dalam jajaran sepatu cowboy ini. Telah menjadi topik hangat di media sosial adalah mantel telepon genggam iPhone yang menyalin tas petite malle (yang artinya “kopor kecil”), rupa bingkainya yang begitu kokoh dan keistimewaan bahan kulit monogram Louis Vuitton membuat aksesori ini menjadi dambaan tiap orang.  Mungkin ini adalah cara pandang Ghesquière ke depan, di mana para wanita dinamis tidak perlu lagi membawa banyak hal dalam genggamnya, hanya diperlukan gaya dan alat telekomunikasi. (ALD) FOTO: Dok. Louis Vuitton, Grégoire Vieille

 
 
 

 

Author

DEWI INDONESIA