Menjajaki Lokasi Syuting Game of Thrones di Kroasia
Kota-kota bersejarah yang masuk Situs Warisan Dunia UNESCO, tak hanya menawarkan peninggalan bangunan bersejarah, tetapi juga cerita menarik dan unik. Chia Tjong membawa Anda menelusuri Montenegro dan Kroasia.
21 Sep 2018


1 / 6
Sebagai pencinta serial televisi Game of Thrones, saya tentu tahu negara Kroasia menjadi salah satu tempat syuting utama serial tersohor ini. Negara-negara Balkan belum menjadi destinasi liburan yang populer bagi wisatawan Indonesia. Mungkin karena itu penerbangan langsung dari Indonesia sulit dicari. Pilihan yang paling mudah adalah dari negara-negara Eropa lainnya. Kami menemukan tiga negara pilihan sebagai negara tempat kami bertolak ke Montenegro dan Kroasia, yaitu Jerman, Italia, dan Inggris. Kami pun memilih yang pertama. Warga negara Indonesia memerlukan visa untuk mengunjungi Montenegro dan Kroasia. Tetapi jika Anda memiliki visa Schengen yang masih berlaku, Anda dapat mengunjungi dua negara ini tanpa tambahan visa lagi.

Pada liburan keluarga kali ini, kami hanya mengatur beberapa hal penting seperti penerbangan pergi dan pulang, penyewaan mobil, serta penginapan pertama. Kegiatan yang akan kami lakukan di sana sama sekali tidak direncanakan. Di hari kami tiba di Montenegro, negara itu diguyur hujan seharian.

Di Montenegro, kami tinggal di Bay of Kotor. Dua puncak pegunungan Alpen Dinari mengapit teluk ini, yaitu pegunungan Orjen di Barat dan pegunungan Lovcen di Timur. Area Kotor telah menjadi Situs Warisan Dunia sejak 1979. Di dalamnya terdapat beberapa gereja katolik dan ortodoks serta biara bersejarah. Bangunan di kota-kotanya membawa saya seolah-olah masuk mesin waktu ke masa abad pertengahan. 

Di negara ini, pantai adalah milik rakyat, tidak ada area pantai yang dimiliki secara privat oleh perseorangan atau bisnis. Di mana pun kita ingin berenang di laut atau sekadar duduk-duduk di pantai, sah-sah saja. Saya sangat tidak menyangka negara ini begitu indah. Kecantikannya telah diabadikan oleh penyair asal Inggris, Lord Bryon yang mengatakan Montenegro adalah tempat bergabungnya darat dan laut yang paling indah.

Bertandang ke Montenegro, jangan berharap bisa belanja produk fashion internasional yang sudah kita tahu. Bahkan restoran waralaba, seperti Starbucks dan McDonald’s, saja tidak ada. Makanan yang dijual di negara ini hampir mirip dengan makanan di daerah Mediterania, banyak hidangan laut yang segar.
Kami kemudian pergi menuju ke Kroasia, tepatnya ke kota Dubrovnik, tempat banyak syuting Game of Thrones dilakukan. Kami tinggal di dalam kota tua yang dipagari dinding tinggi. Melihat kota ini dari kejauhan, disambut dengan birunya laut dan atap bangunan berwarna terakota, saya merasa telah tiba di King’sLanding, ibukota SevenKingdoms, daerah rekaan George R. R. Martin.

Kota tua Dubrovnik termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO. Kota ini dipenuhi bangunan-bangunan mengesankan, gereja-gereja–darimasa renaisans, gotik, dan barok–biara, istana, dan kolam air mancur yang indah. Wajar saja kota ini dipakai sebagai lokasi syuting. 

Pencinta Game of Thrones juga bisa mengikuti tur Game of Thrones.Tapi saya lebih memilih menelusuri kota sendiri daripada ikut tur. Kota ini kaya akan anak tangga, tapi mungkin anak tangga yang paling dicari-cari para turis adalah anak tangga tempat Cercei Lannister melangsungkan Walk of Shamedi musim kelima. Tangga barok yang elegan ini berlokasi di selatan Gundulic Square. Saya pun tak ketinggalan mengabadikan momen saya berada di sana. Selain itu, kami melewati Museum Etnografi Rupe yang menjadi eksterior rumah bordir milik Littlefinger.  
Dubrovnik juga punya pesona lain selain kota tuanya, yaitu pulau-pulau kecil di sekitarnya. Dengan menaiki kapal sekitar 20 menit, kami mengunjugi Pulau Lokrum.. Pulau ini cukup unik karena tidak boleh ada penduduk yang tinggal atau bahkan bermalam di sini, dan tidak boleh mengoperasikan kendaraan bermotor. Satu-satunya penghuni pulau ini adalah burung merak

Kami juga berkesempatan island hopping ke Kepulauan Elaphiti. Ini hampir mirip dengan Pulau Seribu. Tidak semua pulau ada penduduknya. Kami bisa sarapan di pulau satu, makan siang di pulau yang lain, bersantai di pulau yang lain lagi. Bedanya dengan Pulau Seribu tentu saja transportasinya yang lebih mudah dan bersih.

Dari Dubrovnik, kami pergi ke kota Hvar. Pulau ini terkenal karena lavender. Kita bisa menemukan lavender di mana saja, dikembangkan secara profesional atau tumbuh liar di pinggir jalan. Dahulu, Hvar menyumbangkan delapan persen dari total produksi minyak lavender dunia. Bisa dibayangkan lavender menjadi salah satu bahan utama untuk hampir semua produk yang ditemukan di pulau ini, dari mulai minyak esensial, sabun, bahkan hingga menjadi kue dan es krim.

Puas mengeksplasi Hvar, kami bertolak ke kota Split. Kami mengunjungi Istana Diocletian. Taman Nasional Krka adalah tujuan kami berikutnya. Kami pergi ke sana untuk melihat air terjun yang bersusun. Indah sekali. Tapi karena ini adalah tempat wisata yang cukup populer dan cuaca yang sudah hangat, sulit untuk menikmati karena begitu ramainya. Akhirnya kami kembali saja ke kota dan berenang di mana saja kami suka.

Perjalanan ke Montenegro dan Kroasia sungguh berkesan. Bepergian dengan anak usia 11 tahun, dua negara ini masih dalam kategori kid friendly. Kami tak mengalami kesulitan ketika menggunakan transportasi umum. Karena naik taksi mahal sekali, kami mencoba semua transportasi umum yang tersedia, sepertibus dan feri. Kondisinya bersih dan sepertinya mereka sudah sangat memerhatikan kepentingan para turis,bahkan tempat meletakkan koper pun telah tersedia.
 
Seperti diceritakan kepada Nofi Triana Firman
Foto: Chia Tjong
 
 
 

 

Author

DEWI INDONESIA