Simak Bagaimana Richard Mille Menangkap Artikulasi Ekspresi Wanita dalam Koleksi Carbon TPT®
Layaknya sebuah kisah asmara, hubungan antara Richard Mille dengan para wanita istimewa terjalin penuh kemesraan. Kerumitan di balik kemewahannya, menyimpan sejuta misteri yang tak terelakkan.
15 Sep 2017





Berulang kali, Richard Mille mendemonstrasikan rasa keingintahuannya yang tak terbendung dalam mendalami materi teknis sebuah penunjuk waktu, apapun asal usulnya. Ia secara konstan mempertanyakan dirinya apakah ia tertarik untuk mengaplikasikan materi-materi teknis tersebut ke dalam pengolahan jam tangan miliknya. Tak terkecuali pada koleksi wanita, yang secara pasti menawarkan sintesis sempurna antara estetika unik tiap materi, dengan kerumitan mekanis yang menciptakan elegansi haute horlogerie.
 
Walau penunjuk waktu berkerangka permata terus menerus menjadi kegemaran para wanita, kini mereka semakin tergoda dengan kerumitan di baliknya. Beberapa tahun belakangan ini, para wanita telah mengamati jajaran jam tangan ini dengan cara pandang yang berbeda.
 
Semua berawal dari case bermateri keramik. Para insinyur bereksperimen secara ekstensif untuk memproduksi keramik berwarna yang tahan banting. Terbuat dari ATZ atau TZP, dalam berbagai varian warna – pink, putih, cokelat, ataupun hitam – keramik baru ini hadir bersapukan lapisan akhir matte. Kemampuannya menahan gores serta mempertahankan stabilitas warna, menawarkan dua kekayaan yang esensial untuk pemakaian sehari-hari.
 
Selanjutnya, Richard Mille memutuskan untuk mengartikulasikan ekspresi seorang wanita, lewat Carbon TPT® yang selama ini dimiliki secara eksklusif oleh koleksi jam tangan pria Richard Mille. Kontrasnya material bertatahkan permata dan rangka berlapis emas, mengawinkan secara harmonis kontradiksi kedua materi bertolak belakang tersebut. Dengan pergerakan pergelangan tangan sedikitpun, sebuah permainan cahaya tercipta antara permata yang gemerlap dengan karbon kurva matte Carbon TPT® yang hitam legam. (GG) Foto: Dok. Richard Mille, Tom Dulat / Getty Images, Sebastian Widmann, Dennis Leupold / Opus
 

 

Author

DEWI INDONESIA