Kelana Rasa Bali-Jepang di Hoshinoya Bali
Mencicipi hidangan Bali kontemporer yang memadukan resep dan bahan lokal dengan teknik memasak Jepang di Hoshinoya Bali
9 Sep 2019


2 / 4

Terletak sekitar 15 menit dari pusat kota Ubud, Hoshinoya Bali dibangun menghadap sungai Pakerisan yang memiliki makna spiritual bagi masyarakat Bali serta bagian dari komplek kuil air yang sudah diakui sebagai UNESCO World Heritage Landscape. Kanal-kanal air dibangun melewati lansekap resor ini. Desainnya diambil dari sistem irigasi Subak khas Bali yang juga diakui oleh UNESCO.

 

Layaknya resor Hoshinoya lain, di sini ditawarkan sebuah pengalaman berlibur yang sangat eksklusif dan nyaman dengan gaya Ryokan Jepang. Restorannya pun mengangkat peleburan rasa Jepang dan Bali, di mana Executive Chef Hoshinoya mengawinkan hidangan lokal Bali dengan teknik masak Jepang, menciptakan menu yang inovatif dan kontemporer.

 

Malam itu saya disuguhkan dinner set bergaya kaiseki, yaitu Japanese fine dining yang menunya berubah-ubah sesuai musim, mengikuti ketersediaan bahan. Diawali dengan sajian amuse bouche berupa rempeyek kacang, sate lilit, serta gurita bumbu sambal matah, staf pun sigap menjelaskan setiap makanan yang dihidangkan. Setelah itu muncul sajian Soto Ayam tercantik yang pernah saya icip, ditata dalam gelas sup kecil serta dua buah sendok bebek di sampingnya berisi bahan pelengkap soto (ayam, bawang goreng, tomat, dan daun bawang).

 

Sajian berikutnya berupa sashimi tuna yang diberi dua macam bumbu, yaitu sambal matah dan jeli kecombrang, sangat segar membelai lidah. Sepiring ikan gindara bakar dengan saus Saikyomiso pedas lalu menghampiri, ditemani dengan emping dan tempe goreng-sebuah perpaduan yang menarik.  Berikutnya muncul salah satu hidangan Jepang favorit saya, yaitu chawanmushi (puding telur kukus), yang kali ini diberi topping serundeng kelapa, menghasilkan aroma dan rasa gurih yang ternyata sangat cocok dengan hidangan tradisional Jepang ini.

 

Dua potong daging tenderloin Wagyu dengan bagian tengah berwarna pink sempurna menjadi sajian berikutnya, yang dikelilingi oleh tiga macam peneman, yaitu bumbu kacang (seperti bumbu sate), kecap manis pedas, serta garam laut. Sajian terakhir sebelum hidangan penutup adalah nasi dengan rendang sapi, daun singkong, dan telur puyuh rebus yang disajikan dalam mangkuk berbentuk ketupat yang menggemaskan.

 

Untuk menutup makan malam, saya disuguhi bubur sumsum pandan yang berwarna hijau dan ditaburi potongan nangka-gurih, manis, dan legit rasanya menari-nari di indera pengecap. Setelah itu, seorang staf datang untuk meracik hidangan pencuci mulut terakhir, berupa cheese mousse yang disiram dengan koktil yang terbuat dari jus mangga dan cherry liquor. Rasanya yang segar juga pas menjadi digestif untuk membantu mencerna makan malam yang cukup berat.

 

Selain makan malam ala kaiseki, menu makan pagi di Hoshinoya Bali pun sangat menarik. Di luar menu ala carte, tersedia set menu dalam 3 gaya, yaitu Indonesia, Jepang, dan Amerika. Saya memesan set menu Indonesia yang merupakan sajian bubur ayam. Yang membuatnya jadi sangat special adalah penyajian bahan pelengkapnya yang ditata dalam mangkuk-mangkuk kecil, di antaranya terdiri dari kerupuk, lawar, ayam suwir, kacang kedelai, acar, dan teri kacang-semua bahan pelengkap ini bisa diisi ulang bila Anda ingin. Sementara kaldu ditempatkan dalam sebuah teko mungil, dan bisa Anda tuangkan ke bubur sesuai selera. Di sini memang bukan hanya lidah yang dimanjakan, namun juga mata-tak ayal rasa hidangan jadi terasa lebih sedap.

 

Untuk pengalaman makan pagi yang berbeda, Anda bisa memesan Air Gazebo Breakfast, yaitu makan pagi bergaya piknik yang dilakukan di area Café Gazebo. Di dalam salah satu gazebo berbentuk seperti sangkar kokoh yang ‘melayang' di atas lembah, para staf akan menata keranjang-keranjang rotan berisi buah segar, salad, terang bulan (martabak ala Bali dengan isian ketan hitam, kelapa parut, dan gula merah), teh herbal, dan kopi. Menikmati makan pagi sambil ditemani suara alam akan membuat pagi hari terasa lebih rileks. (Margaretha Untoro) Foto: Dok. Hoshinoya Bali.

 

 


Topic

Food Guide

Author

DEWI INDONESIA