Inilah Pameran Karya Konseptual Tiga Seniman Asia di Museum MACAN
Museum MACAN menampilkan beragam praktik kesenian yang berhubungan langsung dengan budaya lokal dari tiga seniman Asia.
21 Nov 2018


Lee Mingwei - Our Labyrinth (2015 - 2018)
2 / 3
Museum MACAN sebagai wadah bagi program edukatif dan apresiatif terhadap seni konseptual yang juga salah satu ekspresi seni kontemporer. Karya-karya terbaik dari Arahmaiani, Lee Mingwei, dan On Kawara dipamerkan di Museum MACAN Jakarta mulai dari 17 November hingga 10 Maret 2019. Ketiga seniman Asia ternama tersebut menampilkan serangkaian karya seni visual, instalasi interaktif serta performans.

Arahmaiani yang merupakan seorang seniman dan aktivis Indonesia menampilkan pameran survei bertajuk Masa Lalu Belumlah Berlalu. Lebih dari 70 karyanya yang diciptakan dari tahun 1980an hingga kini, termasuk didalamnya beberapa karya performans serta arsip yang pembentukan identitasnya. Pameran ini memeberikan gambaran tentang perjalanannya sebagai salah satu seniman perempuan indonesia yang penting namun cenderung terlupakan dalam sejarah.

Seniman asal Taiwan atau Amerika, Lee Mingwei dikenal dengan intalasi dan penampilannya yang melibatkan interaksi langsung dengan audiens. Karya-karyanya sangat terasa personal, intim, dan emosional serta mengarah pada perwujudan kegiatan sehari-hari. Pameran Seven Stories di Museum MACAN mengajak pengunjung untuk berkontemplasi tentang interaksi antarmanusia, kepercayaan, dan relasi sosial.

One Million Years persembahan On Kawara dari Jepang ditampilkan pertama kalinya di Indonesia. Karya partisipatif ini melibatkan dua orang dengan gender berbeda yang membacakan nama tahun dalam karya Kawara yang terdiri dari 2 bagian yakni One Million Years (past) berisi nama tahun dalam satu milenium dari 998031 Masehi dan One Million Years (future) berisi nama tahun dalam satu milenium hingga 1001997 Masehi.

Di penghujung pameran, Museum MACAM akan menerbitkan dua buku tentang Arahmaiani dan Lee Mingwei  yang merangkum esai-esai terbarunya. (WHY) Foto: Dok, Museum MACAN
 

 

Author

DEWI INDONESIA