Merayakan Hari Film Nasional dengan Menonton Film Klasik Indonesia
Beberapa rekomendasi judul fim Indonesia klasik yang bisa Anda saksikan di Hari Film Nasional.
30 Mar 2020



Pada 30 Maret 1950 lalu, hari ini menjadi hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Doa karya Usmar Ismail. Kini, setiap tahunnya tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Film Nasional.

Merayakan Hari Film Nasional #dirumahaja sambil menonton film Indonesia klasik bisa jadi pilihan menarik. Kegiatan ini dapat dilakukan selagi masa-masa senggang melawan wabah Covid-19.

Berikut rekomendasi film Indonesia klasik yang bisa Anda saksikan.

Darah dan Doa



Film hitam putih ini menjadi film pertama yang diproduksi Perusahaan Film Indonesia (Perfini). Berdasarkan skenario dari Sitor Situmorang, Darah dan Doa berkisah tentang seorang pejuang revolusi Indonesia bernama Kapten Sudarto. Perjalanan hidupnya diwarnai dengan sejumlah konflik, mulai dari percintaan hingga persaudaraan.
 
Tiga Dara


Berkonsep musikal, Tiga Dara yang dirilis tahun 1957 ini juga disutradarai oleh Usmar Ismail. Diperankan oleh Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak ini membawakan isu perempuan dan pernikahan yang masih bisa tetap relevan hingga sekarang. Tiga Dara juga telah direstorasi dikonversi dalam bentuk digital 4K.
 

Badai Pasti Berlalu



Berkisah tentang lika-liku seorang perempuan dalam mengobati luka hatinya, film yang rilis tahun 1977 ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Marga T. Kolaborasi Christine Hakim, Slamet Rahardjo Djarot dan Roy Marten dan Teguh Karya sebagai sutradara membawa kesuksesan. Selain filmnya, album soundtrack Badai Pasti Berlalu yang dibuat oleh Eros Djarot juga meledak di pasaran.
 
Cintaku di Rumah Susun



Berhasil memenangkan penghargaan tata artistik terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 1987, film ini dibintangi oleh Deddy Mizwar, Tuti Indra Malaon, Eva Arnaz, Asmuni dan Kadir. Film bergenre komedi ini menggambarkan kehidupan di rumah susun dengan segala karakter-karakter penghuninya yang unik dan beragam.
 

Blok M



Aktris Paramitha Rusady mendapat penghargaan nominasi aktris terbaik Festival Film Indonesia tahun 1990. Ia berduet dengan Desy Ratnasari berperan sebagai remaja dengan kisahnya yang mengambil latar Blok M sebagai pusat pergaulan di Jakarta pada waktu itu. Menurut film ini, Blok M merupakan kepanjangan dari bakal lokasi mejeng. (WHY) Foto: Dok, Istimewa
 
 
 
 

 

 

Author

DEWI INDONESIA