Ridwan Kamil dan Jejaring Sosial
Manfaat jejaring sosial untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih nyaman.
14 Sep 2012


Adalah sebuah nama- Ridwan Kamil, seorang arsitek yang peduli pada lingkungan sosial dengan caranya yang unik, melalui jejaring sosial media. Ilmu arsitektur memang telah lama dikuasainya, dan itu ia kembangkan untuk memecahkan berbagai masalah yang terjadi di sekitar kehidupan masyarakat urban. Dia tak muluk mengubah dunia, namun terus menciptakan berbagai kegiatan sosial berbasis komunitas untuk menciptakan lingkungan yang nyaman. Filosofi hidupnya “to live is to give,” selalu membuatnya ingin memberi nilai lebih kepada orang lain.

Jejaring sosal media dimanfaatkannya tak hanya untuk membangun komunitas, namun menampilkan hasil karya arstitektur di Facebook page-nya, dan rutin memberikan kuliah di Twitter (dikenal dengan sebutan KulTwit). “Basis saya memang harus komunitas. Kelebihan orang Indonesia adalah sangat peduli sesama. Lihat saja kasus Prita. Kepedulian dari berbagai kalangan tercermin melalui pengumpulan koin,” kata Emil. “Masyarakat Indonesia juga senang berkumpul, melakukan reuni, dan datang ke arisan. Mereka juga sangat dekat dengan sosial media untuk menyebarkan banyak hal. Di sinilah saya memberi gagasan dan mendorong teman-teman agar menjadi aktif. Sisanya, orang Indonesia narsis, senang meng-upload foto-foto kegiatan ini, dan kemudian menginspirasi sahabat dan kerabat memberi lebih untuk kotanya.” Katanya lebih lanjut.

Emil dikenal sebagai penggagas Indonesia Berkebun.  Mengusung konsep urban farming, dia mengajak masyarakat kota untuk berkebun bersama di tengah derap dinamisnya kota metropolitan. Kebun ini bisa ditanami apa saja, seperti tomat, kangkung, sawi, dan cabai. Gagasannya disambut dengan sangat baik oleh para follower-nya. “Orang Indonesia senang sekali berkumpul. Kami melahirkan ide, lantas melakukan kopi darat untuk merealisasikan ide ini, dan membuat kegiatan yang berarti,” kata Emil. Yang menarik, masyarakat yang bergabung dalam Indonesia Berkebun ini terdiri dari semua kalangan dan generasi. Melalui kegiatan ini, Emil mencetuskan solusi untuk meningkatkan nilai ekologi, ekonomi, dan edukasi. Melalui nilai ekologi, masyarakat berkontribusi untuk hijaunya kota dan lahan yang menganggur dikonversi menjadi lahan yang baik. Melalui nilai ekonomi, lahan diberdayakan untuk meningkatkan nilai ekonomi dari hasil kebun. Dan melalui nilai edukasi dan sosial, komunitas mengajarkan anak-anak caranya mencintai alam, selain melakukan panen dan berpesta musik. (ADE)

Foto: Dok. Ridwan Kamil

 

Author

DEWI INDONESIA