Chanel Haute Couture Spring Summer 2021 dan Simbol Pengikat Antar Generasi
Direktur Kreatif Chanel Virginie Viard ingin menunjukkan kalau wajah Chanel saat ini bak keluarga lama yang berkumpul kembali.
29 Jan 2021


2 / 12

Sepeninggal Karl Lagerfeld, apa yang bisa kita harapkan saat menyaksikan peragan haute couture Chanel? Masihkah ada latar-latar peragaan eksotis mulai dari pantai, hutan tropis, hingga roket di Grand Palais? Pada era Direktur Kreatif Chanel Virginie Viard, sepertinya kita harus membuang jauh-jauh angan kejayaan peragaan berbiaya besar ala Chanel di masa silam.

Setidaknya, sudah beberapa musim belakangan (selain karena alasan pandemi), Viard memutuskan kalau Chanel pada era artistiknya bukanlah melulu soal set peragaan fantastis. Tapi justru soal pakaiannya sendiri. Soal bagaimana para perempuan merayakan dirinya dalam semangat Coco Chanel--yang serius menjadi pendobrak mode pada masanya--adalah sebuah esensi yang ingin tetap disimpan.

Untuk itu, bertempat di Grand Palais, dengan set yang minim, Viard menggelar peragaannya nyaris tanpa penonton. Seperti musim sebelumnya, hanya ada beberapa selebritas yang menghadiri peragaan itu sebagai Friends of Chanel, seperti Marion Cotillard, Penelope Cruz, Lily Rose Depp, dan sederet nama lain yang jumlahnya tidak sampai selusin.

“Saya tahu saya tidak bisa menggelar peragaan besar musim ini. Saya mengajukan ide tentang sebuah parade para model yang menuruni tangga Grand Palais dan melewati lengkungan-lengkungan gerbang bunga. Seperti perayaan keluarga, seperti pernikahan,” kata Viard dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Chanel.

Berkumpulnya beberapa generasi dalam keluarga, ujar Viard, merupakan sesuatu yang ia sukai. “Suasananya sangat hangat. Itulah semangat Chanel hari ini. Chanel juga seperti keluarga,” Viard menambahkan. Seperti kata Viard, suasana itu yang coba dibangun sepanjang peragaan. Usai berjalan, para model dipersilakan untuk duduk sambil menikmati jalannya peragaan--sesuatu yang sangat jarang terjadi untuk mereka--sambil menunggu sang pengantin yang secara tradisi selalu menjadi penutup peragaan couture dari Chanel, menutup peragaan.

Dengan menunggang kuda, pengantinnya seperti keluar dari foto tahun 1920-an dengan tudung dan gaun panjang dari ecru satin crepe berekor panjang. Bertabur mutiara dan juga bordir dari Lesage, tampilannya dilengkapi dengan wing collar dan juga cuff pada pergelangan tangan.

Ide soal peragaan yang bebas dan seakan penuh dengan kehangatan pesta dansa coba ditangkap dengan susunan ruffle yang menumpuk dalam gaun pink berbahan crepe georgette yang ditemani dengan bolero. Itu kemudian dipadukan dengan sepatu Mary Jane dalam dua warna dengan aksen strap ganda seperti sepatu yang dikenakan oleh para penari Tango. 

Rok panjang yang bisa dilepas dari brokat putih dikenakan berpasangan dengan gaun dari bahan serupa ditambah sebuah cape yang terintegrasi. The Maisons d’Art selaku mitra dari Chanel, terlibat dalam 32 tampilan dari peragaan ini. Sementara itu Atelier Montex membuat gaun panjang makrame. Sementara itu House of Lemarie membuat ruffles organza pada gaun hitam berbahan tweed. 

Keseluruhan peragaan dan juga beberapa foto eksklusif yang diambil di Haute Couture Salon 31 rue de Cambon diabadikan oleh fotografer Belanda, Anton Corbijn. Corbijn yang merancang banyak sekali sampul album, merancang teaser dan juga poster peragaan dalam gaya sampul album musik. 

Desain dan gaya yang lebih bersahaja dari Chanel sebenarnya bukannya tanpa alasan. “Saya selalu berpikir tentang apa yang diinginkan perempuan untuk disimpan dalam lemarinya saat ini,” kata Viard. (SJH) Foto: Dok Chanel

 


Topic

Chanel

Author

DEWI INDONESIA