Menjadi guest desainer dihari terakhir perhelatan Jogja Fashion Festival (JFF) 2019, dua desainer dari Danjyo Hiyoji, Dana Maulana dan Liza Mashita membuat gebrakan dengan menampilkan songket menjadi busana pria bergaya urban kekinian, di Atrium Utama Plaza Ambarrukmo, Yoyakarta, Minggu (10/3/2019).
Mengusung tema ‘Hook’, yang memiliki makna menyongket atau bahasa gaulnyanya adalah kece (menarik) ini, Dana dan Liza tertantang untuk membuat songket dikoleksinya kali ini.
“Saya tertantang sekali karena untuk songket ini baru yang pertama kalinya. sebelumnya (lima tahun terakhir) mengambil wastra Nusantara seperti tenun dan batik,” papar Dana, yang koleksinya ini menyasar pasar kalangan milenial antara usia 20-25 tahun.
Liza menambahkan jika kali ini koleksi yang ditampilkan di JFF 2019 ini memiliki tantangan yang cukup tinggi.
“Beda dengan batik ya yang lebih mudah diolah, untuk songket kami benar-benar fokus mengolahnya agar menjadi busana kasula yang terlihat lebih elegan dan teras lebih ringan serta pas untuk kalangan anak muda Asia, dengan siasat mengkombinasi benng tenun dengan katun sehinnga material songketnya tidak berat,” terangnya.
Untuk persiapan membuat koleksi songket Danjyo Hiyoji kali ini menampilkan 8 look intensnya hanya satu bulan, karena bahannya sudah dari pengrajinnya.
Dipenutup gelaran JFF 2019, turut dimeriahkan DJ Holyshipz sebagai bintang tamu. Semoga dengan gelaran icon fashion Plaza Ambarrukmo, JFF dapat terus menjadi satu pusat perbelanjaan, yang tidak hanya mampu menyajikan berbagai brand fesyen nasional dan internasional. Tetapi juga didukung dengan memiliki event fesyen dan fashion showcase yang tentunya juga dapat menjadi wadah apreasi karya dari tenant dan juga desainer Indonesia.
Mengusung tema ‘Hook’, yang memiliki makna menyongket atau bahasa gaulnyanya adalah kece (menarik) ini, Dana dan Liza tertantang untuk membuat songket dikoleksinya kali ini.
“Saya tertantang sekali karena untuk songket ini baru yang pertama kalinya. sebelumnya (lima tahun terakhir) mengambil wastra Nusantara seperti tenun dan batik,” papar Dana, yang koleksinya ini menyasar pasar kalangan milenial antara usia 20-25 tahun.
Liza menambahkan jika kali ini koleksi yang ditampilkan di JFF 2019 ini memiliki tantangan yang cukup tinggi.
“Beda dengan batik ya yang lebih mudah diolah, untuk songket kami benar-benar fokus mengolahnya agar menjadi busana kasula yang terlihat lebih elegan dan teras lebih ringan serta pas untuk kalangan anak muda Asia, dengan siasat mengkombinasi benng tenun dengan katun sehinnga material songketnya tidak berat,” terangnya.
Untuk persiapan membuat koleksi songket Danjyo Hiyoji kali ini menampilkan 8 look intensnya hanya satu bulan, karena bahannya sudah dari pengrajinnya.
Dipenutup gelaran JFF 2019, turut dimeriahkan DJ Holyshipz sebagai bintang tamu. Semoga dengan gelaran icon fashion Plaza Ambarrukmo, JFF dapat terus menjadi satu pusat perbelanjaan, yang tidak hanya mampu menyajikan berbagai brand fesyen nasional dan internasional. Tetapi juga didukung dengan memiliki event fesyen dan fashion showcase yang tentunya juga dapat menjadi wadah apreasi karya dari tenant dan juga desainer Indonesia.