Tatyana Renatta Menjadikan Hobi sebagai Profesi
Berawal dari mendaur ulang kemasan botol aroma therapy, kini Tatyana Renatta bersemangat menekuni seni paper cutting.



Dua tahun lalu ia mulai menekuni seni menggunting kertas atau paper cutting. Klien pertamanya adalah seorang teman yang tidak pernah bertemu lagi sejak mereka bersama-sama menamatkan sekolah dasar. Teman ini melihat foto karya Renatta di Facebook, lalu memesan kartu bermotif bunga-bunga untuk kekasihnya.
 
Setelah itu Renatta makin bersemangat. Ia lantas membuat karya-karya lain untuk persediaan. Pesanan-pesanan mulai datang. Tidak hanya mengerjakan karya-karyanya, ia juga menerima tawaran mengajar dalam workshop.
 
Ketertarikan Renatta kepada paper cutting bermula ketika ia membuat ulang kemasan untuk botol-botol aroma therapy sebagai tugas kuliahnya di Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Bina Nusantara. Setelah tamat kuliah pada 2009 dan sempat bekerja di berbagai perusahaan, ia akhirnya memutuskan menekuni hobi. Ucapan Ridwan Kamil, Walikota Bandung, di salah satu media sosial turut memberinya motivasi,  “Dia mengatakan bahwa kerja yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar.”
 
Renatta pun mencari informasi lebih mendalam tentang paper cutting di internet hingga ia menemukan nama Nahoko Kojima, seorang seniman Jepang. Karya-karya Kojima yang disebut paper sculpture itu sungguh menakjubkan dirinya.  Salah satu karya perempuan tersebut, The Cloud Leopard, membuat ia berdecak kagum. “Leopard  besar dan digantung. Sebuah instalasi,” kisahnya. Pameran Kojima berlangsung di berbagai negara, antara lain di Le Beffroi, Paris dan Holburne Museum, Bath, Inggris.
 
Terpukau pesona Leopard kertas Kojima, Renatta berencana membuat harimau kertasnya, “Tapi masih tertunda terus pelaksanaannya.”  Ia memang gemar membuat bentuk-bentuk hewan, seperti kuda dan burung. Hewan-hewan yang dilindungi dan terancam kepunahan, seperti orang utan, turut menggugah imajinasinya. Ia juga mempunyai sebuah obyek favorit, yaitu gunungan, “Karena saya suka wayang.” (LC) Foto: Tatyana Renatta
 

 

Author

DEWI INDONESIA