Dari Pulau Komodo, Muara Teweh, sampai Raja Ampat
'Kantor' di Batu Bolong hingga pohon spektakuler di Kalimantan Tengah untuk referensi perjalanan Anda.
8 May 2014


Delia von Rueti di Raja Ampat.
1 / 6
Delia von Rueti, masih seorang desainer perhiasan yang karya-karyanya terus dibeli
sekelompok kecil selebritas dan sosialita dunia. Namun itu tak menghalanginya bergelut
dengan bisnis kelapa sawit di Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Kesibukannya sebagai
desainer sekaligus pengusaha, tak ayal mengharuskannya sering bepergian. Apalagi ia dan keluarganya pun senang berlibur di sekitar laut dan pantai. Apa kata Delia soal Muara Teweh yang merupakan lokasi usahanya, Pulau Komodo yang destinasi selam favoritnya, dan Raja Ampat yang baru dijelajahinya?

Muara Teweh
Delia bercita-cita membangun log house di kawasan perkebunannya, supaya orang bisa
datang, menginap, dan melihat bagaimana minyak kelapa sawit dibuat dengan ramah
lingkungan di sana. Ia membayangkan tempatnya akan seperti perkemahan di Afrika, dengan air terjun, dan letaknya hanya tujuh km dari pusat kota. Ia mengaku terkesan dengan kesederhanaan hidup orang Dayak di Kalimantan, dan pernah melihat mereka yang tinggal di pohon-pohon yang spektakuler bak di film Avatar.

Pulau Komodo
Di sini, Delia senang berlama-lama menyelam di Batu Bolong, dan diam saja menatap
terumbu karang yang seperti tebing dengan berbagai warna koral. “Ada meja koral
berwarna merah, kuda laut melintas, indah sekali. Anak-anak menyebut Batu Bolong
sebagai kantor saya, karena saya bisa duduk lama sekali di sana. Jadi kalau mereka
menyelam berkeliling dan melihat banyak hal, saya diam saja di satu titik tapi menyimak
detail,” kata Delia.

Raja Ampat
Perjalanan sepuluh hari ke Raja Ampat dengan kapal carteran, adalah liburan yang sudah ditunggu-tunggu Delia sekeluarga. Baginya dan putri-putrinya, ini adalah pengalaman pertama mereka ke Raja Ampat. “Kami menyewa kapal untuk berlayar dari Bali, tapi karena saya pikir ombaknya akan terlalu besar, saya memilih berlayar dari Sorong saja,” katanya. Satu hal yang mengkhawatirkan Delia dalam perjalanan ini adalah harus terbang ke Sorong dari Makassar dengan pesawat baling-baling. Tapi mereka sudah melewatinya dan pulang membawa kenangan perjalanan yang penuh kesan.

“Banyak hal yang bisa dilakukan selain berpikir bagaimana menghasilkan untung besar
dari perusahaan. Jangan sampai ketika sudah mengumpulkan begitu banyak harta, usia
sudah senja tapi belum pernah main ski atau menyelam, atau melakukan hal sederhana
seperti memanjat pohon dan menemukan ada orang Dayak tinggal di sana,” Delia
menyimpulkan.

(MUT) Foto: Dok. Delia

 

Author

DEWI INDONESIA