Seniman Grace Siregar: Pameran Tak Harus di Galeri

Grace juga menjadikan kesenian sebagai medium perdamaian. Di Ternate dan Tobelo, Maluku Utara, ia menggelar pameran untuk menyatukan kembali persaudaraan yang sempat tercederai oleh sengketa antarwarga. Ia mengajak anak-anak sekolah menggambar dan memamerkan karya-karya mereka di sekolah-sekolah dasar di Halmahera Utara, seperti di Tobelo, Galela, Kao dan Malifut.
Kini ia menetap di Inggris, negeri asal suaminya. Ia telah berpameran tunggal di sejumlah tempat di sana, seperti di Galeri Grey Area, SIX Brighton, Brighton Fringe Festival, dan Romney Marsh yang bergengsi. Seluruh pamerannya diulas para kritikus seni rupa Inggris dan dimuat di majalah seni rupa terkemuka a-n magazine.
Siapa saja seniman yang dikaguminya? “Bansky, Jean-Michel Basquiat, Marcel Duchamp, Tracey Emin dan Heri Dono. Mereka berhasil mengangkat budaya modern dalam dunia seni rupa, juga pengungkapan diri atau gugatan politik yang apa adanya. Tracey Emin, seniman Inggris ini, misalnya, menyuguhi kita sebuah karya instalasi berupa isi kamarnya sendiri, termasuk tempat tidur yang dipenuhi puntung rokok. Ia mengekspresikan rasa ingin bunuh dirinya saat itu melalui seni,” tutur Grace. (LC) Fotografer : Andre Harry, Lokasi: London, Inggris.
*)Lebih jauh dan mendalam dengan Grace Siregar dapat Anda simak di Majalah Dewi edisi Agustus 2013.
Author
DEWI INDONESIATRENDING RIGHT THIS VERY SECOND
RUNWAY REPORT
Debut DIBBA “Odyssey” di Panggung Internasional