Megahnya Pernikahan Adat Batak Mandailing Rendy Siregar dan Siti Khairina Lubis
Simak cerita Rendy Siregar dan Siti Khairina Lubis yang menggelar pesta pernikahan adat Batak Mandailing.


Bulan Januari adalah bulan bersejarah itu. Rendy Siregar dan Siti Khairina Lubis akan menjadi sepasang suami istri. Serangkaian acara mulai dari pengajian, pesta adat, akad nikah, dan resepsi pernikahan adat Batak Mandailing telah disiapkan. Hari pertama, 8 Januari 2015, pagi hari di kediaman Rendy Siregar dilakukan Menyombol Horbo (Pemotongan Kerbau), bertujuan untuk menyuarakan kepada sanak saudara dan handai taulan adanya acara pernikahan yang akan berlangsung sebentar lagi. Setelahnya Mangalehen Mangan, pemberian makan terakhir Upah-Upah (makanan besar Tapanuli Selatan pada acara spesial). Laiknya tumpeng di adat Jawa, ini adalah simbolis pemberian makan terakhir dari kedua orang tua diserati dengan nasihat-nasihat. Bisa juga dikatakan sebagai malam melepas bujangan di adat Mandailing. Sementara di kediaman Siti Khairina Lubis, dilangsungkan pengajian dengan tenang dan khusyuk.

                Keesokannya adalah hari akad nikah yang berlangsung di rumah Siti Khairina Lubis. Keduanya mengenakan beskap dan kebaya berwarna putih dari Biyan. Siti tak henti-henti mengisahkan betapa indahnya kebaya yang ia pakai. Benar-benar seperti apa yang diimpikannya. Pun Siti dipercantik oleh kelihaian pulasan Irwan Riady. Tidak, pernikahan ini belum selesai hanya pada akad nikah. Siang hari, masih di kediaman Siti Khairina Lubis, Penghambat Boru dilakukan, menghambat Siti untuk keluar rumah untuk dibawa ke rumah pengantin pria. Pada acara ini, Siti dan Rendy akan dihadang oleh sepupu Siti yang sebenarnya Paribannya (sepupu yang bisa menikahi Siti). Kemudian berlanjut hingga acara Menyantani, menyambut mempelai wanita di rumah pria. Siti disambut dengan kain ulos Mandailing dan diarak beramai-ramai memasuki rumah dan duduk di pelaminan. Lalu Siti da Rendy diberikan Upah-Upah dan nasihat. Malam itu haru tumpah ruah. Selama proses Margalanggang dan Manortor, air mata kerap menetes di pipi keluarga. Kedua mempelai menari tor-tor yang disaksikan oleh semua tamu. Tarian ini sebenarnya dihadiahkan untuk kedua orang tua mempelai yang telah membesarkan anak-anaknya. Tarian tor-tor ini tergolong menyedihkan apalagi diiringi dengan alat musik "Gondang Sembilan" dan penyanyi menyanyikan lagu ini dengan bahasa batak yang sangat menyentuh hati bila mengerti arti liriknya.

                Hari telah berganti dan 10 Januari pun datang. Kediaman Rendy Siregar melaksanakan Patuaekkon yang diubah secara modern. Dahulu setiap pengantin akan dibawa ke sungai dengan diarak beramai-ramai oleh sanak keluarga. Namun mengingat zaman semakin modern dan lokasi tidak memungkinkan ada sungai, maka Rendy dan Siti diarak oleh ketua adat, raja-raja adat dan semua keluarga untuk pergi ke sungai sungai diganti dengan wadah berisi air yang menandakan itu air sungai. Dimana acara ini bertujuan untuk memberi tahu warga sekitar bahwa di daerah tempat hajatan ada pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan.Setelah itu, pengantin diberi makan Upah-Upah lagi dan diiringin oleh nasihat-nasihat kembali.

                Menjelang pergantian hari menuju resepsi pernikahan, tak disangka sebuah insiden terjadi. Ibunda Siti tumbang dan harus dibawa ke rumah sakit. Namun untunglah sang ibunda kembali bangkit menjelang subuh untuk mendampingi putrinya dipinang oleh seorang pria. Resepsi pernikahan adat Batak Mandailing ini berlangsung di Hotel Santika Dyandra Medan yang didekorasi indah oleh Sehat Flower and Décor. Rendy Siregar dan Siti Khairina Lubis mengenakan attire dari Eddy Betty dan dipulas kembali kecantikannya oleh Irwan Riady. Dan rupanya Rendy lagi-lagi memberi kejutan kepada Siti, ia membawa Afgan sebagai wedding singer di pernikahannya karena mengetahui Siti adalah penggemar berat Afgan. Siti sangat bersemangat menceritakan Afgan yang hadir dipernikahannya. Resepsi berlangsung meriah dengan kehadiran keluarga dan teman-teman terdekat kedua mempelai. Terlebih lagi momen-momen kebahagiaan mereka diabadikan oleh Axioo. Kala video rangkaian hari pertama hingga saat menjelang resepsi diputar, semua mata tertuju pada video buatan Axioo. “Tamu benar-benar berhenti menyantap hidangan dan fokus pada video,” ujar Siti mengenang kekagumannya terhadap tim Axioo.

                Akhir kata, Rendy dan Siti mengenang kembali betapa rumitnya hubungan mereka selama 9 hingga akhirnya kini telah menjadi suami istri. Dan Siti berbahagia mengetahui kebaya-kebaya indah yang ia kenakan sangatlah cantik dan sesuai yang diimpikan. Kelak keduanya ingin mengisahkan tentang pernikahan ini kepada anaknya. Juga mewariskan kebaya-kebaya tersebut untuk dikenakan di pernikahan anaknya. (IL) Foto : Axioo

 

Author

DEWI INDONESIA