Demi Berjumpa Raden Saleh
Daya pikat Sang Raden membuat orang rela berpanas-panas mengantri untuk berjumpa dirinya.
3 Jul 2012


1 / 3
Antrian ratusan manusia mengular panjang ke halaman Galeri Nasional di Gambir Jakarta, pada Sabtu dan Minggu, 16 dan 17 Juni 2012 lalu. Hari itu, pameran seni rupa Raden Saleh yang digelar selama dua minggu di awal hingga pertengahan bulan itu menginjak hari-hari terakhirnya. Antrian panjang pengunjung yang mencapai beberapa ratus meter itu merupakan pemandangan yang langka. “Tiap hari, rata-rata senam ratus orang datang menonton pameran sejak hari pertama,” kata seorang panitia program Jerman dan Indonesia (Jerin), sebuah acara budaya yang digelar oleh Goethe Institute, Galeri Nasional dan Kedutaan Besar Jerman di Indonesia  selama beberapa bulan dengan Pameran Raden Saleh ini sebagai agenda pamungkasnya. Jumlah rata-rata yang mencapai lebih dari 600 orang perhari –bahkan jumlah itu meningkat hingga 10 persen di akhir pecan- dan antrian panjang ratusan meter itu cukup fantastis untuk sebuah pameran seni rupa. Hal yang sangat jarang terjadi, karena pada kebanyakan pameran seni rupa, suasana ramai hanya terjadi di malam pembukaan untuk kemudian sepi di hari-hari berikutnya.

Pameran Raden Saleh yang dipersiapkan selama dua tahun oleh kurator Werner Kraus dan asistennya Irina Vogelslang ini memang menangguk perhatian luar biasa dari masyarakat. Kalau biasanya pengunjung sebuah pameran –yang besar seperti Manifesto atau Jakarta Biennale sekali pun- hanya membuat penasaran kalangan senirupa, pameran ini dikunjungi oleh banyak sekali orang dengan rentang usia, dan profesi berbeda, dari mulai pelajar sekolah hingga para professional yang sengaja datang di sela-sela waktu istirahat makan siang mereka. Sosialisasi pameran ini sudah dumulai sejak jauh hari menjelang pameran, baik dengan website untuk masyarakat umum hingga mengirimkan undangan ke hampir seluruh SMP dan SMA di Jakarta.

”Sebenarnya ingin sekali membawa lebih banyak karya dalam pameran ini. Tapi agak sulit memang mendatangkan karya-karya kolektor Eropa karena kendala jarak dan keamanan karya,” kata Irina. Hal yang juga menarik dari pameran ini adalah kemampuannya memberi pengalaman lengkap bagi masyarakat Indonesia untuk ‘berkenalan’ dengan sang Maestro. Selain dapat melihat langsung karya-karya Raden Saleh yang selama ini sulit diakses karena disimpan oleh lembaga atau individu tertentu, pengunjung dapat menyimak kronologi perjalanan hidup dan karier serta film dokumentasi tentang seniman Indonesia yang menjadi sumbu awal menyalanya dunia seni rupa Indonesia. (ISA)

Foto: ISA, Dok.JERIN

 

Author

DEWI INDONESIA