5 Ciri Khas Rumah Sunaryo
Mengintip rumah milik Sunayo, seniman lintas bidang
9 Oct 2012


1 / 5

Siapa tak mengenal Sunaryo? Seniman dan pemilik galeri Selasar Sunaryo Art Space (SSAS), Bandung, ini punya kiprah pada lintas bidang. Mulai dari membuat lukisan, instalasi, penata artistik pementasan, desain interior dan landscaping, hingga penggagas beberapa patung dan monumen di kota-kota besar Indonesia, semua dilakoninya. Pengalamannya lebih dari 40 tahun berkarya menjadikan eksistensinya tak perlu diragukan lagi, dan tak ayal menguak rasa ingin tahu seperti apa ia mendesain rumahnya sendiri? Pada dewi, Sunaryo berkisah tentang rumah di kawasan Bukit Pakar Timur, Bandung, yang telah dihuninya sejak 27 tahun lalu itu. Perpaduan serasi antara modern dan tradisi kental terasa. Coba simak lima ciri khas rumahnya, untuk inspirasi penataan rumah Anda.

  • Sarat sentuhan tradisi. Diawali dari teras hingga ke ruang tamu. Kesan tradisional seketika akan tertangkap oleh pandangan, melalui adanya kursi dan meja kayu berukir, lemari antik dengan relief khas Jawa, dan elemen dekoratif kerajinan kayu dan rotan dari berbagai daerah seperti Nias, Batak, Medan, dan Sulawesi, yang dikumpulkan Sunaryo dari hobi traveling. Sentuhan tradisi itu berpadu dengan nuansa hangat dari material kayu pada mezanin dan atap, dan teduhnya warna tanah dari lantai terakota.
  • Pemanfaatan pemandangan ketinggian Kota Bandung. Kaca-kaca besar yang melingkupi ruang makan menjadi point of interest tersendiri. Sunaryo tahu benar memanfaatkan rumahnya yang terletak di atas bukit, dengan mendesain kaca-kaca tersebut sebagai posisi strategis untuk melihat pemandangan Bandung dari ketinggian. Kaca-kaca ini juga berkontribusi menyumbang cahaya alami yang menembus ruang.
  • Interaksi antara tradisional dan modern. Rumah di atas lahan seluas 1000 meter ini terdiri dari dua bangunan. Jika pada bangunan induk terasa kental nuansa tradisional dan nostalgia Sunaryo akan rumah di Solo tempat ia menghabiskan masa kecil, maka bangunan baru di belakang rumah dibangun dengan nuansa modern. Terdapat jembatan berkonstruksi kayu yang menjadi penghubung antar bangunan dalam kelapangan ruang terbuka.
  • Eksplorasi ornamen. Dengan kreativitasnya, Sunaryo mendesain elemen dekoratif yang unik. Salah satunya lampu yang ditempel di dinding dengan bentuk terinspirasi dari sobekan kertas. Lampu bermaterial besi bercat putih, yang dipahat menjadi lima pecahan lampu, diberi obat kimia di sekelilingnya untuk kesan robekan. Meski terlihat asing, namun menghasilkan tampilan yang enak dipandang dan mengesankan kebaruan.
  • Membuat furnitur sendiri. Tak hanya Sunaryo mendesain arsitektural bangunan dan tata interior sendiri, namun juga kebanyakan furnitur dan perabotnya dibuat sendiri di bengkel kerjanya. Beberapa di antaranya merefleksikan ketelitiannya pada detail, misalnya kursi kayu di teras. Kursi tersebut mengimitasi anatomi lekuk bokong manusia, sehingga terasa pas saat diduduki. Baca ulasan lengkapnya di dewi edisi Living Oktober 2012 ini. (DI) Foto: Peter F. Momor.

 

Author

DEWI INDONESIA