Intip Kisah Perjuangan di Balik Kesuksesan Film “PARANOIA”
Berhasil meraih banyak nominasi, nyatanya ada perjuangan besar di balik pembuatan film “PARANOIA”.
5 Nov 2021



Sudah banyaknya sineas lokal yang menyajikan deretan film berkualitas membuktikan bahwa industri film di Indonesia memang sudah bangkit. Salah satu sineas Indonesia yang selalu aktif menghadirkan sinema terbaiknya adalah Riri Riza bersama sahabatnya, Mira Lesmana. Yang teranyar adalah film “PARANOIA”. Film bergenre thriller yang pertama kali dibuatnya itu ternyata sukses mengatasi rasa haus pencinta film akan karyanya.
 
Buktinya, saat film “PARANOIA” mengadakan pemutaran khusus atau advance screenings di Jakarta, Bekasi, Bandung, dan Yogyakarta, tiket langsung terjual habis di hari pertama ticket box dibuka hanya dalam waktu kurang dari 20 menit.
 
“Hanya dalam waktu singkat, tiket langsung habis. Kami terkejut dan senang sekali sehingga memutuskan untuk menambah layar. Yang semula hanya 4 layar, menjadi 8 layar dan tiketnya pun langsung terjual habis. Semoga ini menjadi pertanda bahwa penonton memang sangat merindukan kembalinya film Indonesia di bioskop,” ungkap Mira Lesmana.

 


Kesuksesan tersebut tentunya tidak diraih hanya dalam sekejap mata. Riri Riza, Mira Lesmana, dan para pemeran lainnya berbagi cerita seperti apa perjuangan mereka dalam memproduksi film “PARANOIA”. Mengingat Miles Film memang membuat film ini di tengah pandemi, sebuah masa yang tentunya tidak mudah dijalani oleh banyak orang. Mereka menjelaskan bahwa ketatnya protokol kesehatan tetap dijalani selama proses syuting.
 
“Persiapan film sudah dimulai sejak Oktober 2020 dan syuting di bulan November 2020. Banyak sekali kalkulasinya. Kami bahkan punya konsultan epidemiologi yang memberikan segala informasi agar syuting bisa berjalan lancar. Saya ingin film ini menunjukkan bagaimana perasaan kita ketika mencoba memahami pandemi itu apa di masa tersebut,” kata Riri.
 
Diakui Riri, ia hanya mengambil satu lokasi untuk beberapa scene yang dibutuhkan. “Kamera saya letakkan di beberapa posisi yang berbeda untuk menciptakan spot yang berbeda pula.”
 
Menyambung pernyataan Riri, Mira Lesmana pun ikut membocorkan bahwa pemilihan zona hijau adalah yang terpenting saat menentukan lokasi syuting di Bali. “Pencarian lokasi adalah yang sangat spesifik. Meski menggunakan lokasi hingga beradius 12 km, tapi lokasinya cukup sepi,” ungkap Mira.

 


Perjuangan lainnya yang harus dihadapi oleh Riri Riza dan Mira Lesmana adalah menemukan pemain yang tepat untuk memerankan Laura (Caitlin North-Lewis). “Ketika mewawancara Caitlin via Zoom dan mengajukan beberapa pertanyaan, kami mendengar dialeknya cukup Bali dan menurut kami ini cocok sekali. Apalagi dia juga sudah terbiasa tinggal di Bali dan karakter aslinya cukup berani. Ketika kami menceritakan karakter tokohnya seperti apa dan memberi tahu dia akan memerankan seorang remaja yang sedang menemukan sensualitasnya, dia menyanggupinya,” papar Mira.
 
“Semoga perjuangan kami berpisah dari keluarga selama sebulan untuk berada di Bali dan memberanikan diri membuat film ini bisa semakin membangkitkan perfilman Indonesia,” tutup Nirina Zubir.
 
Melihat usaha keras yang dilakukan oleh semua pekerja yang terlibat di dalam film “PARANOIA”, rasanya tidak heran jika film ini berhasil masuk ke 4 nominasi  Piala Citra pada Festival Film Indonesia, yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik (Riri Riza), Pemeran Utama Perempuan Terbaik (Nirina Zubir), dan Penata Suara Terbaik (Aria Prayogi dan Arief Budi Santoso). Belum lagi berhasilnya film “PARANOIA” yang terpilih untuk berkompetisi di Spanyol untuk Asian Film Festival Barcelona 2021, serta sukses tayang di 25th Bucheon International Fantastic Film Festival. (RJ) Foto: Miles Films

 

 


Topic

Film

Author

DEWI INDONESIA