Melantun Irama Nostalgis Nona Ria di Java Jazz Festival 2025
Di Java Jazz Festival 2025, duo musisi Nona Ria menghadirkan harmoni apik antara harmoni yang khas dengan lirik sederhana namun mengena di hati para pendengar musiknya.
11 Jun 2025



Java Jazz Festival yang digelar pada akhir Mei lalu kembali memukau penikmat musik tahun ini. Di antara deretan bintang yang memeriahkan panggung Java Jazz Festival 2025, Nona Ria, duo musik yang beranggotakan Nesia Ardi dan Nanin Wardhani, telah memikat banyak hati dengan alunan musik yang khas, menghadirkan nuansa lawas yang asyik, serta lirik yang sederhana namun menyentuh hati. Menurut Nanin, secara pribadi, dia berfokus pada penggunaan progresi dan jenis akord yang khas, serta cara memainkannya, yang kemudian menciptakan nuansa ‘jadul’ tersebut.
 

Terpapar Jazz Sejak Dini

Menurut Nanin, ketertarikan personal pada musik jazz dan irama 'lawas' banyak memengaruhinya dan menjadikannya gaya bermusik yang khas Nona Ria

Kecintaan NonaRia terhadap musik yang mereka bawakan saat ini berakar kuat dari paparan musik sejak dini. Mendengarkan kaset Shirley Bassey menyanyikan lagu-lagu standards membuat Nesia tertarik pada jazz standards, big band, dan musik vintage.  
 
"Sejak kecil saya terpapar musik jazz karena ayah saya seorang pianis jazz " cerita Nesia Ardi.
 
Senada dengan Nesia, Nanin Wardhani juga mengungkapkan, "Kalau saya pribadi itu suka dengar lagu-lagu jazz standards zaman dulu. Saya suka ngulik juga cara mereka main musik. Jadi karena awalnya dari situ, jadi terbiasa."
 
Nesia dan Ardi juga menjelaskan, nama NonaRia sendiri memiliki filosofi yang ceria. "Awalnya yang beride punya nama itu adalah Nesia," kata Nanin. "Nona Ria maksudnya nona-nona yang ceria. Zaman dulu kan ada taman ria, aneka ceria… kami Nona Ria. hahaha"
 

Tentang Lagu “Santai” (2017)

Tak sekadar musik, suara merdu Nesia di Nona Ria pun memberi nuansa nostalgia yang enak didengar

Salah satu lagu paling populer dari duo Nona Ria yatu “Santai” (2017). Menurut Nesia Ardi, awalnya, lagu itu memakai lirik berbahasa Inggris, namun, karena dirasa tidak cocok dengan citra Nona Ria yang ingin mengedepankan penggunaan Bahasa Indonesia, lirik tersebut akhirnya diganti menjadi seperti yang dikenal sekarang.
 
"Akhirnya lirik tersebut diganti seperti yang sekarang ini dengan intensi lagu yang tetap sama yaitu mengajak orang untuk tenang dalam menghadapi hidup, lebih 'legowo' dan selalu ingat bahwa kita perlu istirahat dari rutinitas ataupun hal yang membebani," jelas Nesia.
 
Popularitas lagu "Santai" ini tak terduga. Nanin dan Nesia bersyukur banyak orang yang menyukai lagu ini. Bagi NonaRia, lagu ini adalah pengingat akan kesederhanaan hidup dan ajakan untuk menikmati setiap momen.
 

Energi Kreativitas di Panggung Musik

Bagi NonaRia, pengalaman menikmati musik langsung adalah sesuatu yang tak tergantikan, terutama saat tampil di panggung besar seperti Java Jazz Festival 2025. "Saat emosi dan spontanitas dari musisi tersebut kita dengar, lihat, dan rasakan, menonton live music yang berkualitas dan memukau bisa mengisi baterai kreativitas saya," ujar Nesia.
 
Nanin menambahkan, katanya, "Energi panggung itu enggak bisa digantikan hanya dengan mendengarkan Spotify. Kalau nonton secara langsung itu energi yang dihasilkan sampai ke penonton dan energi dari penonton juga sampai gitu ke performers."
 
Lalu, apa yang membuat sebuah lagu enak dinikmati? "Tergantung apa yang kita sukai, tapi menurut saya semua jenis musik dapat dinikmati, kita hanya perlu membuka hati dan pikiran untuk menerimanya," kata Nesia.
 
Nanin lebih merincinya, menurutnya, secara keseluruhan, tentu melodi yang indah didukung dengan lirik yang relatable dengan kehidupan kita. Semua itu, katanya lagi, yang diramu dengan aransemen yang ciamik, itu akan menjadi sebuah lagu yang enjoyable.
 

Kekhasan dalam Berkarya

Suasana di balik panggung Java Jazz Festival 2025

Kekhasan dalam berkarya adalah jati diri NonaRia. "Penting karena itu adalah jati diri," tegas Nesia. "Di dunia ini sudah hampir tidak ada yang bisa kita sebut orisinal, namun semua pengaruh yang kita ambil dapat membentuk kita menjadi pribadi yang unik." Hal yang selalu mereka pegang dalam berkarya adalah kesederhanaan dan kejujuran. "Sebetulnya tidak sulit karena kami hanya menjadi diri sendiri," tutup Nesia. Nanin pun menegaskan, "Itu jenis musik yang kami suka jadi ya keluarnya seperti itu. Nggak dibikin-bikin. Kami sukanya seperti itu."
 
Untuk menghasilkan nuansa jadul yang khas, Nanin memiliki cara unik. "Kalau saya pribadi mungkin yang saya lakukan adalah menggunakan progresi chord dan jenis chord yang digunakan dan cara bermainnya itu yang membuat nuansa jadul," jelasnya. "Lalu dari vokal ini sepertinya menggunakan cara nyanyi tertentu jadi terdengar jadul. Kalau hal teknisnya dari mixing mastering itu kami juga berusaha mengeluarkan nuansa vintage/jadulnya dengan cara menjadikan rekaman kami itu mono. Jadi seperti rekaman zaman dulu."
 

Pada akhirnya, idealisme berkarya Nona Ria begitu sederhana namun fundamental: "Jadi diri sendiri, enggak usah mikirin apa kata orang," ucap Nanin. "Dalam berkarya, maka itu akan menjadi sesuatu yang spesial."
 
Pesan ini menjadi cerminan dari Nona Ria itu sendiri: sebuah duo yang jujur pada jati dirinya, menciptakan musik yang tak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi untuk selalu santai dan menjadi diri sendiri, seperti yang mereka tunjukkan di panggung Java Jazz Festival 2025. Sampai jumpa di perhelatan tahun depan!

 
Teks: Mardyana Ulva
Foto: dok. Nona Ria, Brian Jeremmy
 

 


Topic

Culture

Author

DEWI INDONESIA