Kursi Rotan ala Zulyo Kumara Pratama
Mengetahui potensi besar dari rotan dengan ditambah kreatifitas, Zulyo menciptakan kursi rotan bernama Luwes.
28 Aug 2017




“Melalui desain produk Luwes rattan bench, saya ingin memberikan persepsi baru tentang kekhasan material rotan. Sampai saat ini sebagian besar orang Indonesia masih memandang rotan sebelah mata. Padahal material ini punya banyak potensi untuk dieksplorasi. Selain itu lebih dari 85% kebutuhan rotan dunia dihasilkan oleh hutan Indonesia yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. ”
            Zulyo Kumara Pratama masih menjadi mahasiswa Desian Interior Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Beberapa waktu lalu ia memenangkan penghargaan sebagai desainer terbaik dalam kompetisi Casa Young Designer Competition. Sebuah kompetisi desain yang diselenggarkan oleh pameran desain interior dalam negeri. Zulyo membuat produk bangku panjang yang terbuat dari rotan. Bentuknya mencuri perhatian. Di satu sisi, produk yang dinamakan Luwes ini nampak sederhana. Di sisi lain, kursi ini tampak elegan dan sanggup memancarkan kelenturan rotan. Hal yang menjadi sifat dasar material ini.
            Di tangan Zulyo rotan lepas dari citra kuno. “Saya mengkombinasikan beberapa elemen yang acapkali dianggap bertentangan. Penggabungan tempat duduk dan meja menggambarkan desain kontemporer multifungsi. Sedangkan penggabungan material besi, rotan, dan tradisi anyam merepresentasikan keselarasan antara modernitas dan tradisi lokal,” lanjut Zulyo.
            Pertemuan pertama dengan rotan terjadi saat ia datang ke Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah. Trangsan sempat menjadi sentra produksi rotan yang populer. Pamornya sempat hilang akibat krisis ekonomi. Kini mereka mulai bangkit kembali. Kedatangan Zulyo ke Trangsan beberapa tahun lalu berbekal rasa ingin tahu lebih dalam tentang material ini. “Saat itu saya menemukan beberapa potongan batang rotan kecil dan bereskperimen dengan benda tersebut. Menuangkan ide ke dalam sketsa kertas yang selalu saya bawa untuk mencari dan mengembangkan ide. Sketsa-sketsa tersebut ialah cara saya untuk mencari alternatif-alternatif desain.”
            Kesungguhan Zulyo tercermin dalam Luwes. Melalui pameran pertama, ia yang baru terjun ke profesi desainer produk telah terhubung dengan sejumlah pihak yang hendak memproduksi karyanya. Ada pula calon pembeli. Meski demikian yang paling membuat hatinya nyaman ialah apresiasi dari kawan-kawan desainer dan desainer produk senior. Di mata teman-teman, Zulyo telah menjadi inspirasi mereka untuk berkarya. (JAR) Foto: dok. Zulyo Kumara
 

 

Author

DEWI INDONESIA