Rayu Bahagia Austria
Menikmati waktu sambil sedikit demi sedikit menyerap ketenangan. Bukankah itu tujuan liburan yang sebenarnya?
22 Mar 2020



Periode Adven di Austria disebut sebagai masa paling damai tahun ini. Konon, selama kurun waktu tersebut hari-hari Anda akan dipenuhi dengan aroma biskuit yang keluar dari panggangan, ramainya dekorasi Natal, kemerduan lagu-lagu Natal, dan banyak tradisi lainnya. Untuk pertama kalinya, kami bisa merasakan kehangatan Natal di Austria. Udara pagi itu begitu cerah ketika kami tiba di Bandara International Wina yang berlokasi di Schwechat, 18 kilometer tenggara dari pusat kota. Saya dan keluarga dijemput oleh seorang bapak dan anak lelakinya. Kami akan tinggal dan merayakan Natal bersama mereka. Semua agenda telah diatur oleh mereka, termasuk mengunjungi beberapa tempat selain Vienna yaitu Burgenland dan Salzburg.

Melangkah di Wina
Berkunjung ke Wina di akhir Desember, mana bisa kami tidak melihat pasar Natalnya. Acara tahunan ini juga salah satu daya tarik wisatawan yang datang pada pertengahan November sampai Desember. Wina mempunyai sekitar 20 pasar Natal yang berbeda yang tersebar di sekitar kota. Namun, yang terbesar dan telah menjadi tradisi sejak lama lokasinya berada persis di depan City Centre atau City Hall. Tempat ini telah dinobatkan sebagai pasar Natal terbaik versi European Best Destination.

Pendar warna warni lampu-lampu Natal berkelap kelip cantik menerangi malam. Begitu banyak kios yang menjajakan berbagai macam barang. Stan kuliner menawarkan makanan dan minuman khas Natal seperti mulled wine, sajian wine panas berbumbu yang dapat menghangatkan tubuh di musim dingin. Tidak ada yang bisa menampik godaan makanan ringan dan aneka kudapan manis yang dijual di sini. Panganan khas Austria yang wajib dicoba adalah apple strudel dan topfenstrudel dari keju. Selain itu, ada pula stan kerajinan tangan dari pengrajin lokal berupa dekorasi Natal, keramik, baju hangat, dan lainnya. Keramaian lain juga nampak dari arena ice skating seluas 3.000 meter yang dipenuhi oleh tawa renyah pengunjungnya.

 

Malam itu, hujan dan angin kencang membuat cuaca di luar semakin dingin. Untungnya, kegiatan kami berfokus di dalam ruangan. Kami mengunjungi museum terbesar di Austria yakni Kunsthistorisches Museum (KHM). Dibangun pada tahun 1891, museum ini menyimpan koleksi wangsa Habsburg.  Sejumlah karya seni besar sejarah seni Eropa yang terpajang di sini di antaranya lukisan Madonna in the Meadow karya Raphael, Potret Kardinal Niccolo Albergati Albrecht Dürer oleh Jan Van Eyck, dan Susanna and the Elders dari Tintoretto. Ketika memasuki bagian foyer, pandangan saya langsung tertuju pada karya seni di langit-langit yang terlihat sangat indah. Terutama dengan pilar-pilarnya yang kokoh. Fasad-fasadnya menampilkan seni rumit berupa patung dan relief. Lukisan dan koleksi barang antik yang dipamerkan sangat bervariasi sehingga tidak terasa membosankan. Tidak terasa, sudah cukup lama kami menikmati keindahan seni dan sejarah di sini. Sebelum beranjak pergi, sempatkan untuk melihat kafe dan restoran di lantai dasar. Interiornya elegan dan tak kalah megah. Sofa-sofanya menawarkan kenyamanan menghabiskan waktu sambil melihat pemandangan dari jendela.

Kami juga mengunjungi Austrian National Library bagian State Hall. Arsitekturnya bergaya Barok dibangun oleh Habsburg Emperor Karl VI (1685-1740) . Patungnya dapat dilihat berada persis di tengah ruangan. Gedung perpustakaan tercantik dan terbesar di Eropa ini menyimpan sekitar 200.000 macam buku. Semua sudah digitalisasi sehingga memudahkan untuk diakses secara daring. Nampak biografi komposer legendaris seperti Beethoven dan Mozart  terpajang disini. Aula perpustakaan dihiasi kubah dan lukisan dari Daniel Gran.

 

Selain mengunjungi museum, kegiatan lain yang juga tidak kalah menarik adalah berkeliling kota menggunakan kereta kuda. Dengan membayar sekitar 60 - 80 euro, kereta kencana akan membawa Anda menjelajah jalanan dan melihat suasana kota. Bagi pencinta cake seperti saya, Wina merupakan tempat yang cocok untuk memanjakan mata dan lidah. Bagaimana tidak, hampir di setiap kafe menjual beraneka macam cake yang menggugah selera. Cafe Diglas, kedai kota tertua dan sangat tradisional di Austria, terlihat sudah cukup ramai meskipun belum waktunya makan siang. Kedai yang berlokasi di pojok jalan itu terlihat sangat cantik dengan cat berwarna merah muda. Tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan meja. Jejeran cake cantik tersaji di lemari kaca pendingin terasa menggiurkan bagi siapapun yang melihatnya. Selain apple strudel dan topfenstrudel, cake Sacher juga sayang untuk dilewatkan. Nama cake cokelat yang sudah terkenal di Austria ini diambil dari salah satu hotel terkenal di Vienna yakni hotel Sacher Wien.  

Sejauh pengamatan saya, orang-orang yang datang ke Cafe Diglas memang hanya untuk menikmati cake ditemani secangkir kopi atau teh. Penggemar kopi sebaiknya mencoba Fiaker coffee yaitu kopi dengan perpaduan moka, gula, rum dan krim yang bisa dinikmati hangat atau dingin. Baru membayangkannya saja membuat saya menelan air liur!

 


Topic

Travel

Author

DEWI INDONESIA