Identitas dan Pembebasan Melalui Karya Seni

Beranjak dari Chicago, kita mampir di Tate Modern di London yang menampilkan karya-karya Robert Rauschenberg, seniman yang telah mengubah wajah seni modern Amerika selamanya di paruh kedua abad ke-20 dan pengaruhnya masih terasa serta menginspirasi para seniman hingga hari ini. Pameran restrospektif Rauschenberg kali ini menandai masa enam dekade ia berkarya hingga kematiannya pada 2008.
Karya-karyanya menampilkan mulai dari boneka kambing hingga apa yang ditemukannya di jalan-jalan kota New York, yang menampakkan kecemerlangan dan keberanian ide, teknik dan kekayaan imajinasinya menggabungkan sesuatu yang ikonik dan sehari-hari atau tak saling berhubungan dalam sebuah komposisi, seperti sosok presiden John F. Kennedy yang berada di sisi 1.000 galon bentonit. Rauschenberg bahkan membuat sebuah lukisan yang dikirim ke bulan.
Namun, di The Frank Museum of Art yang berada di Otterbein University kita akan merasakan atmosfir seni kontemporer yang berbeda dari Asia. Dua seniman Tibet, Tsherin Sherpa dan Tulku Jamyang memamerkan karya-karya mereka di sini pada 25 Januari hingga 22 April 2017 nanti. Pameran yang dikuratori Ariana Maki ini diberi tajuk Between Us: Relationship and Identity in Tibetan Contemporary Art. Figur-figur sakral keagamaan ditampilkan dengan interpretasi kekinian dan bahkan kontroversial, ketika Tulku Jamyang justru menjadikan dirinya sendiri sebagai model sosok Buddha yang telanjang. Karya-karya mereka mengeksplorasi identitas diri pada pertemuanbudaya antara tradisi dan modernitas.
Bagi mereka yang ingin belajar tentang seni peran untuk menampilkan akting yang realistik di panggung dengan sistem Stanilavski, Komunitas Salihara membuka kembali Kelas Akting Salihara tahun ini. Peserta kelas dibatasi 20 orang dan akan memperoleh pelatihan intensif serta berkelanjutan dari Iswadi Pratama, seorang sutradara dan direktur artistik Teater Satu, Bandar Lampung. Teater Satu pernah meraih penghargaan Grup Teater Terbaik dari majalah Tempo pada 2008 dan 2012. Pendaftaran dapat dilakukan melalui
tiket@salihara.org dan paling lambat pada 6 Januari 2017. Foto: MCA, Tate Modern, Otterbein University, Komunitas Salihata