“The Jakarta Salon”: Menelusuri Kisah Sang Patron Seni Alexander Papadimitriou

Selalu ada ruang dan medium untuk mengapresiasi kesenian, terutama pada masa modern saat ini. Baru-baru ini, perjalanan seni rupa Indonesia mendapatkan sorotan dalam dunia kesenian dengan diluncurkannya buku “The Jakarta Salon: The Patronage of the Papadimitrious – Shaping Modern Art in Indonesia”. Buku ini mengajak pembaca untuk menelusuri peran sang patron seni Alexander Papadimitriou bersama keluarganya membentuk ekosistem seni modern di Indonesia.

Sang penulis buku Rishika Assomull, menulis buku ini untuk mengungkap kisah kedermawanan keluarga Papadimitriou di dunia seni rupa. Dari intuisi Alex dalam menilai estetika sampai dedikasi sang istri Caecil Papadimitriou sebagai kolektor barang antik. Semua berawal dari kediaman mereka yang bertempat di Jalan Pasuruan Menteng. Tempat yang dikenal sebagai “The Jakarta Salon” pada masanya, tempat yang disulap menjadi ruang diskusi para pegiat seni mengenai perkembangan krusial seni rupa kontemporer Indonesia antara akhir 1950-an hingga tahun 1980-an, sebuah periode penuh transisi dan gagasan baru.

Rishika Assomull, yang merupakan seorang direktur senior di galeri Villepin Hong Kong, mengungkapkan kekagumannya terhadap kisah Alex Papadimitriou yang diceritakan oleh Caecil. Rishika mendapat tawaran secara langsung dari Caecil untuk menuliskan kisah mendiang sang suami. Bagi Caecil, Rishika adalah mediumnya untuk merangkum apa yang ia alami dan rasakan bersama Alex.
“Dengan pengalamannya semasa hidup, beliau memiliki andil besar terhadap perkembangan budaya seni rupa Indonesia di era modern,” ungkap Rishika.
Selama proses penulisan buku "The Jakarta Salon", Rishika menemukan beberapa filosofi sederhana yang Alex tekuni, yakni rasa ingin tahu, kepercayaan, konsistensi, rasa syukur, dan kemurahan hati. Meskipun nampak sederhana, namun filosofi ini yang memberdayakan Alex untuk berkontribusi kepada generasi seniman, yang kemudian diwarisi oleh Caecil.
Bagi Rishika, The Jakarta Salon adalah kelanjutan dari inisiatif Claire Holt (1901–1970), seorang pakar sejarah seni yang pernah melakukan wawancara mendalam dengan Alex Papadimitriou. Meski telah direncanakan untuk dibukukan, arsip wawancara tersebut belum pernah dipublikasikan secara utuh.
"The Jakarta Salon" diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dalam edisi dwibahasa dengan cetakan perdana sebanyak 1000 eksemplar. Peluncuran buku ini juga dibarengi dengan dibukanya Jogja National Museum yang memamerkan 12 koleksi seni keluarga Papadimitriou.
Buku ini diperkenalkan secara formal kepada publik pada 19 Juni 2025 di sebuah rumah di Jalah Pasuruan No. 3, Menteng, Jakarta Pusat. Rumah ini dulunya merupakan kediaman sang patron bersama keluarganya, yang menjadi lokasi asli 'the Jakarta salon', sebuah ruang seni yang merangkul para perupa pada masanya.
Penulis: Najlaa Kamilia Rizaldi
Editor: Mardyana Ulva
Foto: Indonesia Kaya
Topic
Art & CultureAuthor
DEWI INDONESIATRENDING RIGHT THIS VERY SECOND
RUNWAY REPORT
Debut DIBBA “Odyssey” di Panggung Internasional