Atur Strategi Diet dan Pola Makan Anda Untuk Tampilan Sempurna di Hari Bahagia
Team Dewi bersama dr. Grace Judio Kahl membagikan tip strategi diet dan pola makan demi tampilan tubuh ideal di hari bahagia Anda.


Dokter spesialis penurunan berat badan, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt dari LightHOUSE Indonesia mengungkapkan adanya dua motif terpenting yang perlu dipertanyakan sebelum seorang calon pengantin memulai program dietnya. “Apakah ia hanya ingin mencapai target di hari-H pernikahan saja atau ia memiliki pertimbangan untuk terus menjaga pola makan agar tubuhnya tetap terjaga, bahkan hingga kelahiran anak pertamanya kelak; konsistensi dan pola pikir ini bisa sangat mempengaruhi pola diet seperti apa yang cocok untuk dirinya,” ujar dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt.
Namun, menurut pengamatan dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, kebanyakan orang justru memilih opsi pertama, menargetkan angka tertentu agar tubuh langsing di hari-H pernikahan. “Biasanya mereka menetapkan deadline tertentu, misalnya dalam 3 bulan harus turun sekian kilogram,” tambahnya. Solusinya, mereka pun mengharapkan metode yang tergolong instan. Untuk diet dengan hasil relatif cepat dan instan, berikut saran dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt:
  • Pertama, sesuaikan dengan target berat dan deadline waktu yang Anda punya. Jika deadline dan target cukup tinggi, berarti Anda harus melakukan defisit kalori atau menurunkan asupan kalori setiap harinya.
  • Cara paling sederhana, batasi asupan karbohidrat dan garam yang memiliki sifat menahan air dan justru berpotensi membuat tubuh menjadi lebih berat.
  • Jangan lupa, seimbangkan diet karbohidrat Anda dengan konsumsi air putih sebanyak-banyaknya. Alasannya, saat asupan karbohidrat terbatas, tubuh akan memenuhi kebutuhan glukosa dari tabungan gula. Saat tabungan gula dalam tubuh sudah terpakai habis, air yang diikat oleh gula pun jadi ikut keluar. Jika tidak diimbangi dengan asupan air yang banyak, tubuh bisa jadi malah dehidrasi.
Bicara target, tidak sedikit perempuan yang menetapkan jumlah kilogram yang cukup besar untuk dicapai di hari-H. Tantangannya, waktu yang mereka miliki pun relatif singkat. Sebelum Anda menerka-nerka, sehatkah target yang Anda buat, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, berbagi tip persentase yang dianjurkannya. “Penurunan kurang dari 10% berat badan Anda untuk dicapai dalam tiga bulan, itulah angka yang sebenarnya aman dan wajar untuk dicapai,” tukasnya. Jadi, jika bobot tubuh Anda 60 kg, Anda bisa mengatur sendiri pola makan Anda untuk mencapai penurunan sekitar enam kg dalam tiga bulan. Bagaimana jika targetnya lebih dari itu? “Persentase tadi bisa saja Anda wujudkan dalam satu bulan. Namun, penurunan 10% berat badan di waktu sebulan sejujurnya tidak terlalu baik untuk kerja ginjal. Jika ingin tetap melakukannya, atur pola makan Anda dengan supervisi dari tim ahli,” tambahnya.    
Selain kerja ginjal yang bisa terpengaruh, menurunkan berat badan dalam waktu instan juga beresiko untuk cepat naik kembali. Fakta ini didasari oleh faktor psikologis seseorang yang cenderung cepat bosan, termasuk dalam berdiet. “Satu bulan pertama, mereka bisa menurunkan hingga 10% dari bobot tubuhnya. Namun di bulan berikutnya, persentase akan semakin berkurang. Alasannya, bosan. Karenanya, sangat disarankan jika diet dilakukan enam hingga sembilan bulan sebelum pernikahan.”
Tak hanya itu, dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt juga menyarankan agar rencana diet yang Anda susun ini bisa selesai dan mencapai target setidaknya satu bulan sebelum hari-H pernikahan. “Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi sebulan sebelum pernikahan. Semakin mendekati hari-H, semakin banyak acara dan kesibukan. Mulai dari test food sampai mempersiapkan jamuan makan, Anda pun perlu menjaga stamina jangan sampai kekurangan makan membuat Anda lemas di momen terpenting.” Tetapi, jika diet terpaksa harus dilakukan hingga di hari menjelang pesta, pastikan agar asupan protein dalam tubuh terpenuhi dengan baik. “Karbohidrat boleh dikurangi, setidaknya sekali dalam sehari. Agar tubuh tetap segar, penuhi juga kebutuhan vitamin C sebagai antioksidan,” ujar dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt. (MA) Foto: Dok. Agus Santoso - NPM
 
 

 

Author

DEWI INDONESIA