Bila Novelis NH Dini Menulis dengan Gambar
Selain piawai menulis novel, ia juga menggurat keindahan di kanvas.
21 May 2013


Sebuah kabar datang dari seorang kawan untuk dewi  pekan silam, “Kalau sedang di Semarang minggu-minggu ini, singgahlah ke Oudetrap Gallery di kawasan Kota Lama Semarang. Sedang ada pameran lukisan N. H. Dini di sana.”  Sebuah e-mail kemudian menyusul dengan detail pameran bertajuk Rekreasi Visual N. H. Dini, disertai esai kuratorial pameran itu yang ditulis sastrawan Triyanto Triwikromo, dan beberapa foto lukisan bunga berwana lembut dengan garis halus.

Namun menurut Triyanto dalam esainya, Dini lebih suka menyebut karyanya sebagai gambar, bukan lukisan dan memasukkan proses berkarya visualnya sebagai sebuah ajang relaksasi setelah ia menulis. “Menggambar lebih merupakan kegairahan saya mewujudkan apa pun yang tanpa target, tanpa diatur-atur, merdeka, dan bebas,” kata Dini pada Triyanto suatu kali. Novel-novel Dini, seperti Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, dan Sebuah Lorong di Kotaku menjadi bacaan wajib siswa sekolah di Indonesia pada 1980-an.

Pameran ini telah berakhir Sabtu lalu, 18 Mei 2013. Tapi jejaknya layak dicatat. Menurut Triyanto, ada ‘teks-teks’ lain yang hadir dalam gambar-gambar itu. Untuk membaca ‘teks-teks’ itu, Triyanto memberi beberapa kiat yang bisa berguna kala menikmati karya-karya Dini, “Tidak perlu tegang berhadapan dengan goresan-goresan yang kadang-kadang sangat biasa, kadang-kadang menakjubkan, kadang-kadang mencapai tahapan zen.”  Tapi di tengah sikap relaks itu, tetap harus waspada. “Karena relaksasi Dini bukan relaksasi biasa,” tulisnya. (ISA), Foto: Dok: Outdetrap Gallery 

 

Author

DEWI INDONESIA