Bulan Foto untuk Sahabat
Mengenang Julian Sihombing lewat Photobook Month di Galeri Foto Jurnalistik Antara
23 Jan 2013


1 / 5
Sebuah foto memang bisa bercerita sejuta kata. Jejaknya pun abadi, seperti seorang sahabat baik yang selalu tinggal di hati. Seakan tak ingin kehilangan kenangan tentang Julian Sihombing, fotografer senior Kompas yang tutup usia pada 14 Oktober 2012 lalu, para sahabatnya di dunia fotografi memprakarsai “Photobook Month, Julian Sihombing Remastered” yang hadir di Galeri Foto Jurnalistik Antara dari 16 Januari hingga 15 Februari 2013 mendatang.
Diadakan oleh Galeri Foto Jurnalistik Antara dan Goethe Institute untuk memperingati ulang tahun Julian Sihombing yang jatuh pada tanggal 15 Januari, karya-karya Julian dalam jumlah yang cukup signifikan hadir untuk mengisahkan karier jurnalistiknya. Berbagai diskusi dan pelatihan juga diadakan sebagai rangkaian pameran ini.
Dalam jagat fotografi jurnalistik Indonesia, Julian Sihombing adalah salah satu nama penting yang tak bisa dinafikkan kehadiran dan pengaruhnya. Lewat rana kameranya, fotografer senior Kompas itu banyak melahirkan foto-foto jurnalistik yang monumental. Dua di antaranya ia buat pada masa transisi politik dari Orde Baru ke Orde Reformasi. Banyak orang yang masih mengingat foto seorang mahasiswi yang tergeletak kaku terbelit spanduk demonstrasi di antara seliweran tentara yang memburu para demonstran. Juga foto yang dengan jeli menangkap momen langka ketika Suharto, presiden kedua -yang dijuluki The Smiling Jenderal karena senyum dinginnya yang khas- menghapus air mata ketika sang istri, Tien Suharto wafat.
Julian yang mengawali karier fotografinya di majalah Jakarta Jakarta ini juga membawa banyak terobosan segar dalam fotografi. “Julian selalu ingin mendapatkan foto yang berbeda. Kalau sedang liputan, seringkali fotografer lain tak tau di mana dia berdiri, tapi selalu pulang dengan foto-foto yang kuat. Misalnya ketika memotret balap motor, ketika semua fotografer berdiri di tikungan tajam karena berharap ada kejadian dramatis, kami tidak melihat Julian. Ketika tak satu pun dari kami di tikungan tajam itu mendapat foto pembalap jatuh, Julian berhasil mendapatkan momen itu,” kata Arbain Rambey, salah satu sahabat dan kolega Julian di harian Kompas beberapa waktu lalu dalam sebuah diskusi yang digelar Komunitas Kumpul Buku di mana Julian Sihombing menjadi salah satu penggagasnya.  (ISA), Foto: Julian Sihombing/Dok. Galeri Antara   

 

Author

DEWI INDONESIA