Film Indonesia di Prancis
Penonton Prancis dan asing menyambut antusias film berbagai genre ini
20 Feb 2013


Sembilan belas tahun lalu, Martine dan Jean-Marc Therouanne, dua guru sekolah menengah, menggagas Festival international des cinémas d'Asie atau FICA, yang kelak dikenal juga dengan nama The Vesoul International Film Festival of Asian Cinema. Ketika itu mereka berjuang sendirian untuk mewujudkannya di Vesoul, kota di timur Prancis, yang semata-mata didorong antusiasme keduanya terhadap film dan Asia.  

Pada 4 Februari sampai 12 Februari 2013 lalu, FICA kembali diselenggarakan di Vesoul untuk ke-19 kali. Sembilan puluh film Asia pun terpilih ikut festival ini, dari Turki dan Lebanon sampai negara yang disebut Timur Jauh, termasuk Indonesia, dengan lebih mengutamakan film-film ‘auteur’ yang  sarat  visi seni dan artistik ketimbang  film-film ’block-buster’ yang laris di pasaran.

Bastian Meiresonne, pengamat film Asia, menyaksikan lebih dari 700 film Indonesia untuk memilih 21 di antaranya. Ia juga mendokumentasikan proses penyeleksian film-film ini dan wawancara dengan para pembuatnya, di mana terlihat bahwa lebih banyak perempuan yang terlibat di balik pembuatan film-film tersebut, sebagai produser, penulis naskah ataupun sutradara.

Sutradara terkemuka Indonesia dan juga produser, Garin Nugroho, adalah ketua juri internasional di FICA kali ini dan juga dianugerahi penghargaan Cyclo d'Or untuk kontribusinya di dunia film pada malam pembukaan, 5 februari lalu. Ia bercerita pada dewi, “Festival film Vesoul telah menjadi festival film Asia yang paling penting di Eropa dan secara konsisten menampilkan seleksi film yang luar biasa.”

Di antara film Indonesia yang diputar itu adalah film klasik Usmar Ismail, Lewat Jam malam.
Hitam-putih, dalam kondisi seperti aslinya, yang amat mengesankan para penonton Prancis maupun asing.

A Lovely Man, yang memikat banyak pengunjung festival, disutradarai  Teddy Soeriaatmadja dan dibintangi  aktor Donny Damara, mengisahkan kehidupan transgender di Jakarta.  Demi Ucok, film S. Simanjuntak, yang mengundang banyak tawa merupakan satu-satunya film komedi dari 21 film Indonesia  yang terpilih. Film-film lain yang menjadi favorit penonton antara lain Opera Jawa, Daun di Atas Bantal, dan Eliana Eliana.

Jean-Marc Therouanne, sang penggagas festival, menyatakan kepada dewi, “Indonesia sungguh-sungguh favorit kami berdua (dengan Martine) dan saya selalu mengikuti perkembangan dunia film di sana dengan penuh minat.” (Kunang Helmi), Foto: thefilmexperience.net

 

Author

DEWI INDONESIA