Kolektor Seni Dunia dari Indonesia
Nama Budi Tek baru muncul beberapa tahun silam dan melejit menjadi kolektor seni kelas dunia
21 Dec 2012


1 / 4

Menjelang tutup tahun, beberapa lembaga dan media seni mengeluarkan rilis sosok-sosok penting di sepanjang tahun 2012. Di antara daftar-daftar itu, terselip Budi Raharjo Tek (biasa dipanggil "Budi Tek"). Kolektor Indonesia yang lebih sering di tanah Tiongkok itu sejajar dengan deretan kolektor papan atas dunia seperti Sheikha Ali-Mayassa binti Hamad (anak Emir Qatar - The Economist menyebutnya "the art world’s most powerful woman"), Larry Gagosian (pemilik 11 galeri dunia), Eli Broad (kolektor dari Los Angeles), Francois Pinault (pemilik balai lelang Christie), dan Peter Brant (produser film Amerika Serikat yang menikah dengan model Stephanie Seymour).

Pertengahan tahun ini, situs ARTnews memasukkannya dalam 200 Top Collectors 2012. Situs Art & Auction juga menempatkannya dalam 10 besar kolektor seni papan atas dunia. Business Insider memasukkan Yu Deyao (nama Tionghoa Budi Tek) dalam The 12 Most Powerful Art Collectors. Dia juga terdaftar dalam ArtReview’s 2012 Power 100 Namanya melonjak naik menjadi perbincangan ketika berani membeli US$ 6,7 juta untuk karya Zhang Xiaogang berjudul Chapter of a New Century - Birth of the People's Republic of China II.

Eksistensi Budi Tek ini pun ikut menunjang kesuksesan seniman Indonesia. Ia juga mendirikan sebuah museum pribadi di daerah Jakarta Selatan dan Shanghai. Sebagian besar koleksinya adalah karya-karya seniman Cina seperti Yue Minjun, Fang Lijun, Wang Guangyi, dan Sun Yuan, dan Zhang Xiaogang. (ANG) Foto: Museum Yuzf  

 

Author

DEWI INDONESIA