Mengenang Berlin Timur dalam Fotografi
Fotografer Sibylle Bergemann merekam sudut, ikon dan kehidupan Berlin masa lalu.
28 Feb 2013


Wajah Vladimir Ilich Lenin, pencetus revolusi sosialis Rusia, terekam dalam polaroid. Warna-warna  pudar mengesankan potret ini seperti lukisan. Di masa lalu, sosok Lenin tak hanya populer di Uni Soviet, tapi juga di negara-negara Eropa Timur berpaham sosialisme.

Sibylle Bergemann, fotografer ternama Jerman yang menghuni Berlin Timur waktu itu, memotret gambar Lenin sebagai  salah satu ikon kota. Selain itu, ia mengabadikan  jalan termasyhur Auguststrasse, perempuan dan anak-anak, lanskap dan interior gedung.

Sejak 23 Februari hingga 5 Maret 2013 mendatang, Goethe Institute menggelar pameran  karya-karya Bergemann di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). Tiga ruang pamer BBJ dipenuhi foto-foto berbagai ukuran dari 11 seri  tema yang ia buat dalam rentang waktu lebih dari tiga dekade.

Pada akhir tahun 60-an, ketika Jerman Timur dan Jerman Barat masih dibelah  Tembok Berlin, Bergemann menerbitkan jurnal mode dan budaya dua bulanan Sibylle. Untuk  majalah tersebut, ia menyajikan hal-hal indah yang tampak kontras dengan keadaan politik dua Jerman yang berseteru.

Lewat foto-fotonya, Bergemann seperti memberi kabar bahwa pada warna kelabu yang menyaput sekujur Berlin Timur, masih tersisa impian dan keyakinan tentang masa depan.

Ia  juga mendokumentasikan pembangunan monumen Marx – Engels sejak 1975 hingga monumen itu selesai pada 1985. Bergemann meninggal dunia di Berlin pada 2010 di usia 69 tahun.

Ketika dua Jerman menjadi satu, objek-objek yang direkam Bergemann bukan sekadar fotografi, tapi juga bagian dari sejarah Perang Dingin.  (ISA), Repro foto: ISA

 

Author

DEWI INDONESIA