The 3rd Jakarta Contemporary Ceramics Biennale: Coefficient of Expansion
Ketika keramik menemukan ragam identitasnya.
25 Sep 2014


1 / 2
 Ekshibisi keramik terbesar di Indonesia yang dikuratori Asmudjo J. Irianto dan Rifky Effendy ini merangkul berbagai ekspresi para seniman dalam berkreasi menggunakan material keramik. Empat puluh dua seniman Indonesia dan 30 seniman mancanegara seperti Argentina, Romania, Inggris, dan Jepang ikut serta menuangkan idenya. Dalam Coefficient of Expansion, perdebatan panjang tentang sifat material keramik sebagai seni kontemporer dan kriya kontemporer seperti lebur. Sang kurator melihat keramik sebagai medium yang bisa ditafsirkan dari berbagai sisi, bukan dibatasi oleh sebuah definisi. Tema pameran yang diangkat seolah bertindak sebagai jawaban atas tema dua bienal keramik sebelumnya yakni Ceramic Art: In Between dan Crafting Identity. Tajuk pameran tahun ini mewadahi keramik yang sanggup menjelma dalam berbagai rupa. Menjadi benda fungsional, benda dekoratif, dan juga karya seni. Untuk memudahkan dalam melihatnya, ekshibisi ini terbagi menjadi tiga bagian yakni Art, Design, dan Craft.  
       Secara otomatis, Galeri Nasional dipenuhi berbagai macam karya. Benda serupa vas terracotta, pajangan keramik Cina berwarna putih, aplikasi keramik pada hammock, hingga paduan keramik dengan seni video pun ada. Seperti karya dari Alfredo Eandrade berjudul Flood of Tears yang menjadikan keramik sebagai medium proyeksi video buatannya. Keragaman karya yang ada, tak terlepas dari program residensi seniman luar negeri. Di tahun ini, bienal keramik bekerjasama dengan beberapa desa penghasil keramik seperti Bayat dan industri keramik Tanteri dalam program residensi seniman. Sementara itu, dari ranah desain, produsen keramik Kandura turut menampilkan koleksi peralatan makannya. Lantas seniman keramik F. Widayanto dengan wayang keramik ciptaannya turut mengisi lorong Craft di pameran ini. Itulah yang jadi alasan mengapa ekshibisi ini tampak kaya di kali ketiganya. Pameran yang semalam diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu ini masih berlangsung sampai tanggal 13 Oktober 2014. Selamat memanjakan mata. (JAR) Foto: dok. Dewi.


 

Author

DEWI INDONESIA