Natasha Sidharta dan Bangunan Favoritnya
Saat bangunan mengekspresi lekuk seni.
5 Dec 2012


Lee Um Samsung Museum of Art, Korea Selatan
1 / 2
Bagi sosok pecinta seni, Natasha Sidharta, perjalanan berarti menelusuri sudut-sudut seni menarik dari suatu destinasi. “Saya banyak menghabiskan waktu perjalanan untuk mengunjungi berbagai event seni, art fair, hingga biennale di kota-kota tertentu; pastinya untuk menyaksikan seni,” ujar Natasha. Ia pun menambahkan bahwa aktivitasnya tak jauh-jauh dari sosialisasi, seperti menghadiri undangan cocktail dan makan malam yang diselingi berbagai meeting. “Karena sebagian besar pekerjaan saya berhubungan dengan kegiatan networking, demi membuka peluang para seniman Indonesia untuk dapat berkolaborasi atau mengikuti berbagai acara seni internasional,” ungkap perempuan yang kini tengah disibukkan sebagai Associate Director indoartnow.com, situs mengenai pameran-pameran seniman Indonesia

Karenanya, ia menuturkan dua pilihan museum yang menjadi favorit. Baik dari segi desain, arsitektural, hingga fungsi. Lee Um Samsung Museum di Korea dan Guangzhou Opera House di China adalah bangunan yang memiliki kesan tersendiri setiap saat ia mengunjunginya. “Lee Um Samsung sangat unik. Areanya terbagi dari tiga main exhibition space, terkadang bisa mencapai empat. Semua ruang terpakai dengan sangat efisien, termasuk dari sisi pencahayaan, hingga akses masuknya sinar dari luar yang sengaja dibatasi agar tidak merusak esensi dari tiap benda seni,” paparnya.

Untuk Guangzhou Opera House yang eksperimental, Natasha memiliki alasan lain. “Bentuk bangunan seperti insect alien dari luar angkasa, namun fungsinya tetap dipergunakan untuk pertunjukan opera. Sebuah harmoni yang sepadan dari keunikan sisi dan keseriusan fungsi. Saya pun sangat mengagumi sosok arsitek di baliknya, Zaha Hadid,” tutur Natasha.(MA) Foto: Corbis, Dok. Natasha Sidharta   

Inspirasi mengenai bangunan, holiday spot, hingga kuliner perjalanan dari Natasha dan sosok perempuan lainnya, dapat Anda baca pada artikel khusus di majalah Dewi edisi Desember 2012.


 

Author

DEWI INDONESIA