"Tokyo adalah kota yang selalu menginspirasi saya ," kata Raf Simons, direktur artistik Christian Dior. Ia kagum akan kebebasan orang-orang Tokyo dalam berdandan. Bebas dalam menganut gaya, dalam menemukan arsitektur mode yang baru di jalanan maupun dalan sejarah desain. Maka tak heran jika rumah mode ini menggelar peragaan musim gugur istimewanya dengan cara yang spektakular. Jurnalis international diterbangkan dari berbagai negara. dewi satu-satunya media dari Indonesia yang mendapat undangan meliput show Koleksi Esprit Dior Tokyo 2015. Stadium sumo berkapasitas sepuluh ribu orang dipenuhi pecinta mode yang disuguhi enam puluh tiga koleksi 'utilitarian glamour'. Payet menjadi bintang utama Sang ikon, the Bar, sebuah siluet yang diciptakan Christian Dior di era 40an menjadi tulang koleksi. Sedang tas Lady Dior yang tak kalah masyur tampil dalam berbagai macam ukuran. Malam itu, perempuan-perempuan Dior datang dari masa depan. (Ni Luh Sekar) Foto: Dok. Dior, Ni Luh Sekar