Wishnutama Kusubandio Sosok Dibalik Kesuksesan NET TV yang Tidak Suka Menonton Televisi
Ia mencintai apa yang ia lakukan, menaruh komitmen dan konsistensi pada porsinya, resep keberhasilan Wishnutama.
17 May 2016


Kehidupan modern yang ‘kekinian’ terpancar ketika kami mendatangi kantor stasiun televisi NET di bilangan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Sore itu, Wishnutama Kusubandio, CEO & Co-founder NET TV, datang menemui dewi di ruangan kantornya. Melihat gairahnya, adalah keliru jika kita menyangka Wishnutama sejak lama memiliki passion dengan dunia penyiaran dan televisi. “Saya mencintai dunia militer dan sebetulnya saya bercita-cita menjadi tentara,” Wishnutama mengungkapkan isi hatinya. Terbukti dengan kenyataan bahwa Wishnutama sama sekali tidak suka nonton televisi. Salah satu tujuannya mendirikan NET yaitu agar mereka yang tidak suka menonton televisi lokal berubah menjadi tertarik. “Awal saya bikin NET, ada yang bilang saya gila. Ngapain bikin tv, tv udah banyak. Iya, memang banyak tapi yang punya new value proposition belum ada.” kata Wisnutama.

Menurutnya, media punya pengaruh luar biasa terhadap publik dan harus bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu, melalui NET TV, Tama ingin menularkan semangat positif dan nilai kebaikan kepada penontonnya. Di bawah kepimpinannya, NET konsisten menjadi stasiun televisi yang netral dan tidak berpihak ke arah mana pun. Tidak ada program berita hiburan yang membicarakan kejelekan orang lain. Kiprah Wishnutama membawanya pada banyak penghargaan atas kerja keras dan komitmen. Yang terkini, ia menduduki peringkat ke-180 dari 500 CEO paling berpengaruh di dunia lansiran Media digital Richtopia. Pria ini tidak pernah mau merasa nyaman. Menurutnya, yang menciptakan kenyamanan adalah pujian dan ‘perasaan’ telah sukses. “Kenyamanan kadang bikin kita jadi nggak inovatif dan kreatif. Sekali kita merasa nyaman dan sukses, menganggap diri sendiri paling benar, di situ berhentinya ide dan kreatifitas. Saya bisa pastikan itu”. (GN) Foto: Dok. Jacky Suharto
 

 

Author

DEWI INDONESIA