5 Restoran Dengan Suasana Artsy di Gianyar
Sajian lezat serta suasana yang nyeni membuat momen santap Anda di Gianyar, Bali, kian berkesan.
13 Jul 2022



Gianyar merupakan salah satu daerah di Bali yang sayang untuk dilewatkan untuk dikunjungi, terutama bagi Anda yang penikmat seni dan budaya. Dikenal sebagai pusat wisata budaya di Bali, Gianyar juga memiliki keindahan alam perbukitan nan memukau, serta sederet restoran dengan konsep nyeni yang membuat kunjungan Anda ke Gianyar kian berkesan. Berikut ini beberapa resto dengan suasana artsy yang bisa Anda kunjungi saat bertandang ke Gianyar!

1. Taman Dedari, Ubud

Restoran ini memiliki pilihan menu beragam, dari boga laut, salad, hingga ragam nasi dan burger. Seperti namanya, kekhasan Taman Dedari ada pada tamannya yang dikelilingi deretan patung dedari (bidadari) berukuran raksasa yang menjulang dengan megah. Kayu-kayu berukir serta patung dedari lainnya juga memenuhi area restorannya yang terbuka dan menghadap ke arah taman, membuat momen bersantap Anda benar-benar termanjakan oleh suasananya. 

Taman Dedari berada  di dalam area Royal Pita Maha Resort, di tepian Sungai Ayung yang melintasi Kedewatan, Ubud. Nama tempat ini diambil dari legenda Maharesi Merkandeya yang menyebarkan agama Hindu di Bali, yang melihat turunnya bidadari di Sungai Ayung saat ia sedang meditasi. Momen itulah yang menginspirasi keberadaan patung-patung bidadari di restoran ini, yang berjejer sampai ke Sungai Ayung.
 

2. Tonyraka Art Lounge, Ubud

Sederet karya seni akan langsung menyambut Anda begitu memasuki area art lounge ini. Anda juga akan menemukan lukisan, patung, karya fotografi, serta instalasi seni yang tersebar dengan apik di area dining restoran ini, dan masih bisa berkeliling area galerinya yang berada di belakang area bersantapnya.

Tak hanya sajian seni saja yang akan memanja Anda selama berada di Tonyraka Art Lounge ini, tetapi juga sajian lezat dengan pilihan mocktail, serta variasi kopi yang tak kalah memanja selera. Anda bisa menikmati santap siang di dekat jendela dengan kolam ikan di sisinya, dikelilingi dinding kayu yang memberi kesan teduh dan membuat siapa pun betah berlama-lama di sana.

  

3. Masa Masa

Nikmati suasana Indonesia ‘tempoe doeloe’ sambil menikmati keheningan di Ketewel, Sukawati. Masa Masa, restoran dengan konsep arsitektur dan kuliner peranakan ini, baru saja dibuka pada bulan April 2022 dengan tujuan preservasi budaya Indonesia peranakan yang mulai lambat laun ditinggalkan. 

Anda dapat mencicipi makanan peranakan dari Cina, Arab, Eropa-khususnya Belanda, dan Nusantara, di resto ini. Pemilihan makanan-makanan tersebut berasal dari sejarah perdagangan Indonesia yang banyak melakukan kontak tidak hanya dengan negara barat, namun juga dengan negara di Timur Tengah pada masanya. Sehingga makanan yang disajikan berusaha untuk menghighlight pertemuan budaya-budaya ini.

Restoran dengan bangunan rumah ini memberikan suasana yang santai seperti sedang menikmati makanan di rumah. Terdapat dua rumah asli Palembang yang diberi nama Rumah Mayor dan Rumah Amir. Kedua rumah ini dibawa langsung dari Palembang untuk dibangun kembali di Bali. 

Rumah Mayor merupakan tempat tinggal seorang Mayor ketika zaman Belanda, dengan paduan budaya Cina Palembang pada masanya. Terlihat dari detail rumah seperti motif langit, yang melambangkan surga dan hal-hal baik dalam budaya Cina. Tidak hanya itu, numerologi Cina seperti angka 3, 5, 9 dapat ditemukan dalam Rumah Mayor yang memiliki 3 tingkat dan 5 palang struktur bangunan.

Sedangkan Rumah Amir adalah nama yang berasal dari posisi orang Arab dari golongan pedagang yang dihormati pada saat itu. Rumah Amir sangat kental dengan perpaduan budaya Arab dan Palembang, terlihat dari motif pahatan mahkota, tameng, dan pemilihan warna cat yang menyala.

Resto Masa Masa diharapkan tidak saja hanya menjadi rumah makan, namun bisa menjadi ‘Beranda Nusantara’ untuk dijadikan tempat acara-acara kebudayaan seperti teater dan pameran seni untuk para seniman menampilkan bakatnya.

4. The Sayan House

Tidak ada yang lebih menyenangkan selain menyantap makanan dengan suasana alam Ubud yang adem dan menenangkan, lengkap dengan bar di tengah hutan. Anda bisa menikmati suasana ini di The Sayan House yang berada di Ubud.

Restoran yang menanamkan prinsip “Omotenashi” atau prinsip keramahan Jepang tanpa pamrih ini menghadirkan hidangan fusion Jepang dan Latin yang bisa dibilang sangat unik. Jepang dan Amerika Selatan merupakan antipoda, berada di kutub yang sangat berlawanan di dunia, namun ternyata keduanya bisa digabung dengan cara organik melalui hidangan makanan.

Terdapat menu hidangan fusion Tacos “Los de Sashimi”, gabungan tacos dan sashimi berisikan perpaduan udang, tuna, salmon, nasi, wasabi dan berbagai isian tacos pada umumnya. Tidak hanya itu, ada juga sushi yang dibuat dengan topping makanan Latin, seperti Foie Gras Nigiri dan Guacamole Roll. Terdapat juga menu khusus untuk vegan & vegetarian yang bisa dinikmati. 

5. Kebun Bistro

Terletak di pusat kota Ubud, tepatnya di Jl. Hanoman, Kebun Bistro menawarkan hidangan Mediterania-Klasik Eropa otentik dengan suasana pedesaan Prancis Selatan yang santai. Cita rasa eksotis Afrika Utara, Andalusia dan Italia dapat Anda nikmati, mulai dari pasta, pizza, sup dan salad. Ada juga hidangan vegan dan vegetarian yang bisa Anda nikmati. Selain itu, Kebun Bistro terkenal dengan makanan artisan, roti dan kue yang baru dipanggang setiap harinya dan anggur berkualitas. Tidak hanya untuk makan siang dan makan malam, Kebun Bistro juga dapat Anda kunjungi untuk sekedar menikmati sarapan, kopi sore dan kue, koktail, atau dessert.  

Gaya bangunan Kebun Bistro dengan aliran Art Nouveau dapat ditemui seolah-olah Anda sedang berada di rumah petani tradisional Prancis. Terdapat beberapa area tempat duduk yang bisa Anda pilih, diantaranya halaman terbuka untuk melihat cuaca yang cerah, teras jika Anda senang untuk melihat sekitar jalanan Ubud, area indoor untuk suasana yang lebih intim dan dekorasi Abad Pertengahan, dan area bar untuk menikmati koktail atau minum santai.


Selamat bersantap!


Mardyana Ulva & Carra Nethania

Foto: Masa Masa, dok. DEWI

 

Author

DEWI INDONESIA