Arisan Karya, Gerakan Museum MACAN Untuk Mendukung Para Seniman
Lewat ‘Arisan Karya’ Museum MACAN mengajak penikmat seni berbagi semangat dengan komunitas seni lokal lewat karya misteri
2 May 2020




Dengan keharusan untuk melakukan pembatasan sosial, aktivitas kesenian harus terhenti sementara – museum ditutup, dan acara ditunda. Hal ini tentu saja mempengaruhi kondisi finansial para perupa. Dalam upaya untuk menggugah semangat jejaring dan komunitas yang berkaitan dengan museum pada masa krisis ini, Museum MACAN meluncurkan program Arisan Karya.
 
Dalam Arisan Karya yang akan dimulai pada 20-28 Mei mendatang, penikmat seni dapat membeli ‘karya misterius’ dari para perupa kenamaan juga perupa muda Indonesia melalui situs shop.museummacan.org. Beberapa perupa yang akan berpartisipasi adalah Melati Suryodarmo, Tisna Sanjaya, Saleh Husein, Agus Suwage dan Ika Vantiani. Setiap karya dihargai Rp1.000.000, dan pada hari Ungkap Karya (29 Mei 2020), setiap pendukung akan mengetahui karya yang mereka dapatkan, juga perupa pembuatnya. Ronde kedua dan ketiga dalam Arisan Karya akan dilakukan pada Juni dan Juli mendatang.
 
Dalam budaya kontemporer Indonesia, arisan dimaknai seagai acara berkumpul bulanan dimana para peserta akan menabung dan membagi tabungan dengan anggota yang memiliki kebutuhan lebih di bulan tersebut. Arisan Karya yang diluncurkan oleh Museum MACAN berangkat dari inisiatif untuk mengapresiasi peran seni di tengah masyarakat. Perupa yang berpartisipasi akan membuat materi online berupa tips berkarya, tutorial, dan berbagai info kreatif untuk dibagi dengan publik.
 
“Arisan Karya adalah inisiatif yang seru, namun juga memberikan dampak yang sungguh bernilai. Saat ini, banyak perupa sedang mengkhawatirkan kondisi finansial mereka. Harus diakui pula sistem kesenian seringkali sulit dijelajahi dan dimengerti – dunia kesenian bukan hanya berisi bursa dan pesta – namun membutuhkan kerja keras yang kadang kala kurang dihargai. Karena itu, masyarakat perlu mendukung para perupa. Kreativitas komunitas seni bisa dilihat di berbagai aspek dalam kehidupan bermasyarakat – mewujud dalam podcast, video dan postingan media sosial yang sudah kita konsumsi dalam sebulan terakhir. COVID-19 telah berdampak sunggguh besar terhadap perupa dan budaya kita. Kami harap bahwa Arisan Karya dapat menjadi titik awal yang mendorong lebih banyak aksi positif. Kami sungguh berharap bahwa gerakan ini tidak hanya memotivasi komunitas  seni lokal, tetapi juga menjadi sumber kebahagiaan untuk penikmat seni yang sedang bekerja dan belajar dari rumah. Dalam masa seperti ini, kita semua harus menunda pengalaman fisik dalam menikmati seni. Tetapi periode ini juga seharusnya memotivasi kita untuk bergerak.” Ujar Aaron Seeto selaku Direktur Museum MACAN
 
Perupa (atau badan sosial pilihan mereka) akan menerima 70% dari dana yang terkumpul. Dana lainnya akan dialokasikan untuk memfasilitasi perupa untuk membagi ilmu dan pengalaman mereka dengan masyarakat lewat materi online, termasuk tips praktis berkesenian, lokakarya kreatif untuk dilakukan di rumah, atau program wicara, yang akan ditampilkan lewat platform digital Museum MACAN. (AU) Foto: Dok. Musem MACAN  

 
 

 

Author

DEWI INDONESIA