Gaung Keindahan Tropis Indonesia dari WFC Summit Indonesia 2019
World Flower Council Summit Indonesia 2019 mengambil tema “The Tropical Beauty of Indonesia”
22 Sep 2019


Komite penyelenggara World Flower Council Summit Indonesia 2019
1 / 6
Bunga sering kali dianggap sepele oleh banyak orang. Sebab ia begitu lumrah kita temukan di setiap kesempatan. Dari hari kelahiran hingga hari pemakaman, termasuk peristiwa-peristiwa penting di hidup kita, dilengkapi dengan kehadiran bunga. Maka tak berlebihan jika ada ucapan “Say it with flowers”. Bunga memang menjadi cara untuk mengungkapkan berbagai perasaan kita.

Dengan bunga pula, Indonesia ingin mengungkapkan bentuk keindahannya yang lain kepada dunia. Ini dilakukan lewat penyelenggaraan World Flower Council (WFC) Summit Indonesia 2019 di The Westin Resort Nusa Dua, Bali Pada 19-22 September. Selama empat hari itu WFC Indonesia menjadi tuan rumah bagi delegasi-delegasi para perangkai bunga dari berbagai negara. Ketua Umum World Flower Council Indonesia Maya Solichin menatakan ada sekitar 250 peserta dan tamu undangan dari 20 negara yang terlibat dalam penyelenggaraannya kali ini.

Mengusung tema “The Tropical Beauty of Indonesia”, WFC Summit Indonesia 2019 hendak memperkenalkan kekayaan bunga-bungaan tropis Indonesia. “Indonesia sebagai negara tropis sebenarnya memiliki kekayaan bunga-bunga tropis yang tidak dimiliki oleh negara lain. Dan melalui forum inilah, kami menunjukkan kepada dunia, terutama anggota-anggota WFC, Bahwa Indonesia memiliki variasi bunga-bunga tropis yang indah,” jelas Maya.

Hal ini juga diamini Merryanawati Anwar, pemilik Flomart sekaligus salah satu Vice President WFC Indonesia. Ia menyatakan selain bunga-bunga yang Sudah awam di khalayak umum seperti Anggrek, Calla Lily, Mawar, Aster, dan Krisan, Indonesia juga memiliki bunga-bunga tropis yang diapresiasi oleh publik global. Kamboja dan Heliconia dan bunga pisang-pisangan lain misalnya yang menurut Merry bisa dihargai hingga 10 kali lipat dari harganya di dalam negeri. Ini menunjukkan potensi pasar bunga tropis Indonesia yang cukup besar.

Selain promosi, edukasi memang menjadi salah satu misi utama penyelenggaraan WFC Summit Indonesia 2019. Edukasi ini dilakukan dengan menyediakan wadah pembelajaran bagi para peserta dalam program Country Design Session di mana para perangkai dari berbagai negara mempertunjukkan kebolehan mereka merancang rangkaian dari bunga-bunga lokal. Dengan demikian, ajang ini diharapkan bisa memberikan tambahan referensi bagi para peserta yang hadir dalam mengkreasikan produk bunga mereka. Bagi itu dari segi teknik, pun dari pemilihan bunga lokal.

Tak hanya lewat Country Design Session, WFC Summit Indonesia juga menggelar peragaan kreasi rancangan bunga “Indonesia to the World”. Program ini dibuat bagi para peserta menunjukkan kreativitasnya untuk mengeksplorasi desain dan memadukan rangkaian bunga dengan kerajinan-kerajinan khas Indonesia .

Di ajang ini peserta juga bisa berjejaring dengan para delegasi dari berbagai negara. Tujuannya tentu untuk mengembangkan potensi ekspor bunga-bunga tropis yang masih belum maksimal. Tak hanya itu, lewat ajang ini WFC Indonesia juga ingin menarik perhatian Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk lebih menaruh perhatian kepad bunga sebagai salah satu potensi komoditas serta mendorong sektor pariwisata.

WFC Indonesia Summit 2019 juga menghadirkan program lokakarya menganyam janur bersama desainer janur Teresa Maria Ineke Turangan dan juga sesi diskusi “Flower Power”. Gelaran ini juga membuka ruang kolaborasi. Misalnya dengan program peragaan busana oleh Rinaldy Yunardi yang akan menampilkan hasil styling delapan perangkai bunga terhadap aksesori rancangan Rinaldy Yunardi dan sekaligus menutup rangkaian acara WFC Summit Indonesia.

Ini merupakan kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan para perangkai bunga dari seluruh dunia. Sebelumnya WFC Summit Indonesia pernah diselenggarakan pada 2005 di Jakarta. (SIR). Foto: Shuliya Ratanavara.



 

 


Topic

Exhibition

Author

DEWI INDONESIA