Sebuah Langkah Kecil Indonesia untuk Isu Perubahan Iklim
Pasar karbon sukarela menjadi sebuah platform untuk ekonomi hijau yang akan diwujudkan di dalam negeri.
20 Sep 2021


1 / 1
Permasalahan perubahan iklim di Indonesia bukanlah hal yang tabu untuk diperbincangkan. Dapat dilihat dari praktik sosial dan bisnis yang dilakukan oleh manusia yang masih jauh untuk sebuah proses perubahan jangka panjang. Dengan adanya persitiwa melelehnya es di Greenland yang tengah terjadi, hal ini tidak membuat manusia lebih peduli dan bahkan belum paham dengan dampaknya. Atau bisa jadi manusia itu sendiri tahu namun bersikap acuh untuk melakukan perubahan. Padahal dampak dari perubahan iklim ini tidak hanya akan berdampak pada satu generasi. Generasi mudalah yang kemungkinan besar akan terkena dampak besarnya suatu saat nanti. 
 
Menurut laporan terbaru UNICEF yang berjudul “The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index”, yang mengatakan hampir dari 2,2 miliar anak di dunia, dari 33 Negara di dunia telah diklasifikasikan “berisiko sangat tinggi”. Dengan adanya hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim yang terjadi bukan hanya sekedar masalah lingkungan, namun berdampak pada keberlangsungan hidup kedepannya. Generasi penerus dikhawatirkan akan merasakan krisis dan menanggung akibat yang lebih besar mengenai kerusakan bumi ini.
 
“Pengaruh aktivitas anak usia muda terhadap perubahan iklim merupakan kategori yang paling sedikit, tetapi mereka yang akan menanggung beban terbesar di masa depan. Masa depan bumi tergantung keputusan yang kita ambil hari ini dalam mengambil langkah konkret untuk mengurangi emisi karbon. Saat ini, perubahan iklim menjadi faktor yang menentukan kesehatan seluruh generasi. Jika kita tidak bertindak cepat, tingkat kesejahteraan dan harapan hidup akan semakin terganggu,” ungkap CEO ICDX, Lamon Rutten.
 
Disamping itu, perubahan iklim kerap mempengaruhi masalah perekonomian. Indonesia memiliki wilayah yang mencapai 187 juta km2 dan 65% merupakan area hutan yang memiliki potensi untuk menyumbang 75-80% kredit karbon dunia. Hal ini bisa menjadi sebuah peluang untuk Indonesia sebagai negara yang akan memimpin ekonomi hijau berkelanjutan. Namun entah bagaimana pengelolaan lahan ini bisa sampai pada titik untuk mengubah pola yang telah ada. 

Seringkali permasalahan yang ada menitikberatkan sektor swasta sebagai penanggung jawab dalam hal emisi, begitu juga pemerintah yang kerap dihubungkan dengan tanggung jawab ekonomi. Padahal pada hakikatnya, isu perubahan lingkungan adalah tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Hal-hal yang dapat diupayakan bisa berupa penghitungan jejak karbon sehari-hari dari penggunaan kendaraan dan alat elektronik, melakukan offset yang akan dikoversi menjadi kredit karbon dan pohon, dan lain sebagainya. Pasar ini nanti akan menjadi sebuah pasar sukarela yang diperhitungkan sebagai sebuah solusi untuk mengatasi perubahan iklim, juga menjadi langkah kecil Indonesia dalam mewujudkan komitmen hijaunya dan mendorong pertumbuhan ekonomi negara. (SHM)

 


Topic

Culture

Author

DEWI INDONESIA