Keseimbangan Budaya dan Modernitas di Kawisari Coffee Plantation
Dalam perkembangannya Tugu terus menjaga budaya dan tradisi serta menjaga keseimbangannya dengan modernitas
24 Jul 2019


Ritual
1 / 4
Jawa, sebagaimana daerah lain di Indonesia, kental dengan berbagai ritual mistis yang eksotis yang diturunkan dari generasi ke generasi selama ratusan tahun. Namun seiring waktu, banyak bisnis yang meninggalkan ritual-ritual tersebut dan beralih pada pendekatan-pendekatan modern ala Barat.
 
Tidak demikian halnya dengan Tugu. Buktinya, grup perhotelan ini tetap mempertahankan ritual selamatan panen di perkebunan kopi Kawisari miliknya. Dalam ritual ini, sepasang pengantin mitos, Joko Gondel dan Sri Gondel menuju altar di mana keduanya konon mengikat komitmen.
 
Ritual ini telah lama menjadi fondasi kehidupan masyarakat di lembah Gunung Kelud, tempat perkebunan kopi Kawisari. Bagi mereka, ritual “pernikahan” ini menjadi simbol kesuburan. Joko Gondel dan Sri Gondel merupakan perlambang benang sari (jantan) dan putik (betina). Kedua nama ini juga merupakan buah kopi nomor satu dari perkebunan kopi Kawisari dan Sengon.
 
Dalam “pernikahan” ini Joko Gondel dan Sri Gondel ditempatkan dalam stoples kecil  dan dibawa dengan kain batik selama proses. Stoples itu kemudian diserahkan kepada tetua adat di daerah perkebunan yang kemudian mengapitnya dengan dua pasang rangkaian bunga tradisional Jawa, Kembang Mayang; sepasang Kembang Mayang diserahkan oleh dua laki-laki, dan sepasang lainnya diserahkan oleh dua perempuan.
 
Prosesi ini menjadi simbol rasa syukur atas panen yang berlimpah dan keselamatan yang diberikan kepada para petani kopi serta masyarakat di sekitar perkebunan.
 
Perkebunan kopi Kawisari memiliki luas 900 hektare dan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Sementara perkebunan kopi Sengon terletak sedikit di bawah, yaitu 600-800 di atas permukaan laut dan terbentang sepanjang Kecamatan Wlingi, Blitar, jawa Timur. Kedua perkebunan ini diapit oleh Gunung Kelud dan Gunung Kopi menjadikannya tempat yang subur untuk menghasilkan kopi arabika terbaik, termasuk juga kopi luwak yang terkenal. (Teks: Shuliya Ratanavara/Foto: Dok. Tugu Hotels, Exotic Spas and Restaurants.)
 
 

 


Topic

Art and Culture

Author

DEWI INDONESIA