Metta Murdaya dan Nova Dewi Memaknai Jamu sebagai Gaya Hidup Holistik
Lebih dari sekadar minuman tradisional, Juara Skincare dan Suwe Ora Jamu mempromosikan “Jamu Lifestyle” ke tengah masyarakat Amerika Serikat
22 Apr 2022



Istilah ‘jamu’ tentu sudah tak asing lagi di benak masyarakat Indonesia. Minuman tradisional yang terbuat dari bahan baku rumpang, akar-akaran, serta tumbuhan herbal lainnya ini memiliki beragam cita rasa serta manfaat memulihkan, yang resepnya diturunkan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Metta Murdaya, pendiri Juara Skincare, dalam bukunya yang berjudul “Jamu Lifestyle: The Indonesian Herbal Wellness Tradition,”menuturkan bahwa jamu tak sekadar minuman, melainkan juga sebuah tradisi yang menggunakan pendekatan holistik untuk kebaikan lahir batin kita.
 
“Jamu itu berbeda dengan green juice atau turmeric shot kalau di luar negeri. Jamu itu melibatkan komunitas dan ada pendekatan holistiknya di situ,” ujar Metta Murdaya yang ditemui di acara DEWI Luxe Market yang digelar pada 7-17 April 2022 di Pondok Indah Mall 3.
 
Lebih lanjut, Metta mengatakan bahwa dibanding dengan jamu,  tak ada cerita budaya atau filosofi di balik minuman yang disebutnya tadi. Menurutnya, green juice dan turmeric shot bisa dengan mudah ditemukan di berbagai toko swalayan, dengan label organik dan semacamnya, tapi tanpa latar belakang budaya yang kaya. Sementara itu, jamu—meski sama-sama memakai bahan alami—dibuat dengan melibatkan relasi antar manusia. Jamu dibuat oleh di rumah untuk mengobati anggota keluarga yang sakit, atau dinikmati sebagai minuman sehari-hari untuk mengakrabkan diri dengan saudara atau kerabat.

 
Buku “Jamu Lifestyle: The Indonesian Herbal Wellness Tradition” yang ditulis Metta Murdaya

Metta pun terdorong untuk mempromosikan perspektif holistik jamu tradisional ini ke tengah masyarakat internasional, terutama di New York yang menjadi domisili tempat tinggalnya, dan Amerika Serikat secara luas. Ia menulis buku “Jamu Lifestyle: The Indonesian Herbal Wellness Tradition,” dan bekerja sama dengan Nova Dewi, pendiri kedai jamu kekinian Suwe Ora Jamu.
 
“Orang-orang itu sebagian ada yang kalau dibilang ‘jamu,’ ingatnya minuman pahit, padahal nggak juga. Jamu bisa kok dinikmati sebagai minuman tanpa kehilangan filosofinya,” jelas Nova pada kesempatan yang sama. Ia pun berkeliling universitas dan melakukan presentasi "Jamu Lifestyle" di berbagai komunitas di Amerika Serikat bersama Metta Murdaya. Keduanya menjelaskan tentang tradisi, filosofi, serta cara menikmati jamu sebagai sebuah gaya hidup yang holistik.
 
“Jamu bisa ditambah sayur dan buah, kita sebutnya jamu mocktail. Bisa juga dicampur soda dan sparkling water. Jadi sebagai gaya hidup pun jamu ini relevan dengan zaman,” jelas Nova lagi. “Kami juga adakan jamu testing agar orang-orang tahu bahwa jamu ini rasanya tidak pahit.”

 
Jamu juga bisa dinikmati sebagai minuman layaknya cocktail
Jamu juga merupakan tradisi kecantikan yang diturunkan antar generasi

 
Selain sebagai minuman, Metta juga mengatakan bahwa jamu juga mencakup perawatan diri. Termasuk di antaranya adalah lulur, bedak dingin, dan ramuan kecantikan tradisional lain menggunakan bahan-bahan alami yang juga menginspirasi Juara Skincare yang didirikannya di tahun 2007 lalu.
 
“Jadi di dalam jamu ini filosofinya macam-macam, sebagai minuman ia itu bisa dinikmati—seperti halnya wine. Lalu sebagai ritual kecantikan, jamu memberi rasa nyaman dengan diri sendiri, dan elemen yang penting juga adalah relasi antar manusianya, itu yang nggak  ada di minuman-minuman natural atau herbal lainnya di luar sana,” pungkas Metta.
 
Buku “Jamu Lifestyle: The Indonesian Herbal Wellness Tradition” ditulis oleh Metta Murdaya dalam bahasa Inggris dan menampilkan cerita berbagai tokoh tentang jamu. Buku ini juga memberikan resep praktis minuman serta makanan menggugah selera yang dibuat dari rempah herbal Indonesia. Buku tentang jamu tulisan Metta Murdaya ini bisa Anda dapatkan di Periplus, Kinokuniya, Books and Beyond, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Juarabeauty, Suwe orajamu dan Bika Living. 

 
MARDYANA ULVA
Foto: dok. DEWI

 

 


Topic

Culture

Author

DEWI INDONESIA