Solusi Online Groceries di Tengah Pandemi
Kala gelap menyelimuti berbagai sektor industri, platform e-commerce ini justru menjadi secercah sinar terang di ujung jalan. Ketika aktivitas luar ruang dibatasi dan kontak fisik menjadi hal yang harus dihindari, online groceries menjadi pilihan dalam pe
10 Jun 2020


Layanan e-commerce online groceries HappyFresh telah didirikan sejak Oktober 2014, dan mulai beroperasi sejak Maret 2015. Bekerja sama dengan lebih dari 150 supermarket, HappyFresh menawarkan kemudahan untuk berbelanja dari supermarket pilihan tanpa harus keluar rumah. Beberapa supermarket dan toko spesial yang telah bermitra antara lain Ranch Market, Grand Lucky, Food Hall, Red & White, Dapur Cokelat, dan lainnya. Layanan ini juga menghadirkan adanya personal shopper yang bertugas untuk memilihkan produk-produk yang akan dikirimkan kepada pelanggan.

Filippo Candrini, Managing Director HappyFresh Indonesia menuturkan adanya peningkatan permintaan sejak pertengahan Maret. Adapun beberapa produk yang melonjak permintaannya merupakan produk segar seperti sayur dan buah-buahan. “Adanya lonjakan kisaran 5 sampai 10 kali lipat dari transaksi biasanya,” jelas Filippo. Selain itu yang juga mengalami pelonjakan permintaan adalah produk herbal yang bisa meningkatkan imunitas tubuh, dan produk-produk dengan kategori personal hygiene dan home care.

Selain HappyFresh, layanan e-commerce lainnya seperti TaniHub, dan Sayurbox turut mencatat adanya lonjakan transaksi selama pandemi COVID-19. Menurut Oshin Hernis, Head of Communication Sayurbox, permintaan terhadap produk yang ada di Sayurbox setelah pemberlakukan PSBB meningkat drastis hingga lima kali lipat dari biasanya. Sayurbox menjadi start up online grocery yang berhasil mendapatkan status Centaur.

Peningkatan permintaan ini mendorong Sayurbox untuk menambah pasokan serta mencari lebih banyak produk sayur-mayur dan buah-buahan dari para petani lokal. "Di awal pandemi, kami mengalami lonjakan yang sangat tajam diluar ekspektasi kami sebelumnya. Sehingga terdapat beberapa produk yang mengalami kendala dalam pendistribusian dan stok yang diinginkan. Untuk saat ini pemesanan dan operasional kami berjalan lebih lancar. Hal ini dikarenakan kami melakukan perluasan gudang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang meningkat saat ini," lanjut Oshin.

Hal yang sama pun dialami oleh TaniHub, CEO dan Co-Founder TaniHub Group, Ivan Arie Sustiawan menyebutkan adanya peningkatan penjualan yang drastis di segmen pembeli individu dan rumah tangga, yang hampir mencapai 150% dari Februari ke Maret, dan lebih dari 100% dari Maret ke April. “Hal ini karena semakin banyak masyarakat yang berbelanja kebutuhan dasar dari rumah. Sejak 1 Maret hingga akhir April, terdapat hampir 100.000 pengguna baru aplikasi TaniHub,” jelasnya. Peningkatan penjualan terlihat pada permintaan atas produk tanaman herbal, dan produk-produk yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh serta berbagai kebutuhan sembako. “Tren permintaan pelanggan terhadap produk-produk kami tetap bertumbuh tinggi dan menunjukkan kecenderungan terus meningkat setiap harinya, termasuk setelah PSBB diterapkan di Jakarta,” tambahnya lagi.

TaniHub yang dinaungi di bawah TaniHub Group hingga kini telah bermitra dengan lebih dari 30.000 petani, yang tergabung dalam lebih dari 1.000 kelompok tani.  Peningkatan permintaan yang diterima oleh TaniHub sendiri telah dimulai sejak beberapa hari pertama ketika awal-awal COVID-19 merebak di Indonesia. “Kami melakukan pembatasan pembelian konsumen terhadap beberapa produk tertentu yang suplainya sangat terbatas dari para pemasok kami. Hingga kini tidak ada gangguan yang signifikan di sisi hulu atau produksi petani, karena kami telah mengantisipasi sejak awal, di titik mana saja suplai yang harus kami amankan,” tutur Ivan ketika dihubungi melalui surat elektronik.

Tak dapat dipungkiri, banyak perubahan terjadi menyambut the new normal. Secara perlahan masyarakat pun mulai berangsur membiasakan diri terhadap perubahan. Dalam sebuah telekonferensi digital, pendiri Lippo Group Mochtar Riady menuturkan “Pandemi ini memaksa masyarakat untuk membiasakan diri hidup dalam dunia teknologi baru. Tak hanya dari cara mereka bekerja, namun hal sederhana seperti memenuhi kebutuhan sehari-hari turut berpengaruh.” (AULI HADI)  Foto: Dok. Happy Fresh, dok. Sayurbox, Maddi Bazzocco (Unsplash).


 

 


Topic

Food

Author

DEWI INDONESIA