Pada sore hari itu, matahari terlihat menyinari kawasan kota Yogyakarta dengan kehangatannya. Para warga pun tampak mengurangi laju kegiatannya menuju penghujung hari. Namun, adapula sebagian orang yang sepertinya begitu dimanjakan oleh kesegaran angin dengan bersantai duduk di pinggiran jalan sambil membeli jajanan. Kesibukan yang berbeda terlihat di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta. Beberapa kelompok orang sedang sibuk mempersiapkan perhelatan parade busana Lulu Lutfi Labibi nanti malam. Ketika memasuki gedung sudah berderet kursi-kursi kayu telah dipersiapkan untuk menampung para tamu undangan yang akan datang. Aroma khas gedung tua lama yang mengingatkan akan kenangan sejarah kota Yogyakarta juga seakan muncul seketika memasuki gedung ini. Tembok putih dengan plafon tinggi beserta lantai tegel bergaya kolonial akan menjadi saksi pergelaran busana terbaru Lulu Lutfi Labibi yang bertajuk “Gedangsari Berlari” nanti.
Pada paradenya kali ini, Lulu Lutfi Labibi menampilkan 90 busana yang terdapat material batik motif flora dan fauna khas Gedangsari seperti pisang, pohon bambu, bunga sepatu, dan burung. Kain-kain batik bermotif inilah yang merupakan hasil produksi siswa-siswi SMKN 2 Gedangsari selama kurang lebih 1 tahun dari proses pembinaan dan pengembangan bersama Lulu Lutfi Labibi. Parade busana dibuka dengan suara hempasan angin malam dengan suara pepohonan dan dedaunan yang tengah diterpa angin, Lulu Lutfi Labibi mencoba membawa para penonton untuk datang ke suasana desa di Gedangsari. Teknik draperi khas Lulu Lutfi Labibi masih terlihat pada jajaran koleksinya. Namun bedanya, terdapat kombinasi kain hasil kolaborasinya dengan para siswa yang menginjeksikan dinamika berbeda pada koleksi busananya. Tak hanya dipadukan dengan lurik, terdapat pula tampilan dengan kombinasi tenun Kupang ataupun kain bordir dengan motif bebungaan. Parade busana pun lantas ditutup dengan finale, di mana para model keluar kembali dan berbaris rapi, lalu duduk di lantai. Inilah hasil karya mereka siswa-siswi SMKN2 Gedangsari bersama Lulu Lutfi Labibi. Mereka, sang harapan bangsa dan penerus bangsa kelak. (KAR) Foto: Dok. Lulu Lutfi Labibi