Simak Kreativitas Sang Jenius, Karl Lagerfeld, dalam Gelaran Mode Chanel Haute Couture di Paris
Untuk apa memindahkan Menara Eiffel ke dalam Grand Palais? Inilah otak kreatif Karl Lagerfeld dalam usahanya untuk kembali mencintai kota Paris lewat presentasi Chanel Haute Couture.
28 Sep 2017


1 / 5
A big talent, a unique person, someone who makes Paris more magical, someone who makes Paris a city in which things happen. Paris loves you, Karl. YOU ARE PARIS.” Ucap Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, kepada Karl Lagerfeld di akhir fashion show koleksi Chanel Haute Couture untuk musim dingin 2017.
 
Kemudian para undangan berdiri, menunjukkan sikap salut kepada Karl, dan bertepuk tangan begitu Ibu Wali Kota memberikan penghargaan medali Grand Vermeil (penghargaan tertinggi untuk sosok yang memberikan perhatian dan mengharumkan nama kota Paris). Di antara para tamu terlihat selebritas seperti Julianne Moore, Tilda Swinton, Katy Perry, Cara Delevingne, Kristen Stewart, dan produser musik Pharrell.
 
Sebelum penghargaan ini diberikan, para undangan menyaksikan presentasi haute couture yang terdiri dari 64 set rancangan. “It’s a vision of a revived Parisian woman, it is all about cut, shapes, silhouettes,” ujar Karl mengenai koleksi Chanel Haute Couture kali ini. Karl menghadirkan kenangan dari cara berpakaian wanita Paris di musim dingin pada masa-masa sebelum Perang Dunia pertama. Kota Paris yang basah di kala itu, dan wanita-wanita banyak berpergian dengan berjalan kaki, membuat mereka harus memakai gaun yang panjangnya hanya sampai di atas mata kaki, lalu kaki-kaki mereka tertutup rapat dengan sepatu bot hitam berbahan patent. Imaji yang dapat ditemukan pada lukisan-lukisan karya seniman Paris seperti Jean Béraud dan Gustave Caillebotte.
 
Siluet kenangan inilah yang kembali dihidupkan Karl. Lalu ia memperkaya semua rancangan dengan keunggulan kreativitas desain saat ini, seperti menyematkan rangkaian bulu dan korsase pada posisi-posisi yang tidak terpikirkan di awal tahun 1900-an. Garis pinggang dibuat ramping, permainan aksen mayoritas dipusatkan pada bagian pangkal bahu seperti peletakan tumpukan bulu yang mencuat ke atas layaknya ilalang, memberi rangkaian fur yang menyerupai sederet semak bebungaan, double sleeve (tumpukan lengan pendek dan panjang), baju halter neck dengan pangkal lengan bertrim khas Chanel, baju berlengan raglan dengan siluet menggelembung di pangkal lengan, dan lengan panjang yang seolah-olah sambungan pangkal lengannya bisa dilepas karena tampak mencuat ke arah atas.
 
Sama seperti para wanita di lukisan Jean Béraud, para model juga mengenakan boots hitam dengan tinggi tumit hanya sekitar 7 cm, boots yang diciptakan untuk berjalan jarak pendek dari Rue de la Paix ke Place Vendome, atau dari L'église de la Madeleine menuju Café Ladurée Paris Royale. Bedanya, semua sepatu bot Chanel terbaru ini memiliki bagian tumit yang terbuat dari Lucite (akrilik) yang transparan, sehingga kalau dilihat dari samping para model tampak seperti sedang berjinjit-jinjit, seolah-olah sedang melewati jalan-jalan Paris yang basah. Sebagai penentu kesan Chanel yang kental, semua model mengenakan topi boater, topi yang identik dengan Coco Chanel.
 
Untuk mempresentasi koleksi haute couture terbaru ini, otak kreatif Karl terfokus pada pencitraan kota Paris yang maksimal, ruang tempat pergelaran yang sangat luas dan berbubungan sangat tinggi (Grand Palais) diubah menjadi arena Menara Eiffel. Seluruh lantai ditutup pasir, replika Eiffel dibangun di bagian tengah. Lalu bagaimana bagian puncak Eiffel bisa menembus atap Grand Palais? Di sinilah kreativitas juga sebagai solusi, pada pertemuan pinggang Eiffel dan atap Grand Palais, ditebar awan-awan dari bahan dry-ice, awan buatan tersebut mengepul statis, memberi ilusi bahwa puncak Eiffel terdapat di baliknya. Sangat mengesankan. Setelah menerima medali Grand Vermeil, Karl Lagerfeld memberikan sepatah kata dalam bahasa Prancis: “Let’s celebrate France and Paris. Vive la France!” (DN) Foto: Dok. Chanel
 

 

Author

DEWI INDONESIA