
Eddy Betty kembali setelah tujuh tahun tidak berlaga dengan mempersembahkan peragaan adibusana bertajuk “PENDAR”. Sederet rancangannya ini mengambil buah pikiran dari semburat cahaya alam semesta. Dari semburatnya yang berkilauan di atas genangan samudera, Eddy tuangkan ke dalam rancangannya yang khas tak terduga. Interaksi intens dua gerak alam ini menciptakan draperi di atas kilauan kain yang terdiri dari gerak bebas gelombang.

Diperkaya oleh keahlian dalam haute couture klasik, Eddy tak sekadar merancang, Ia menaklukkan bahan-bahan seperti renda, sifon, lamé, dan sutra, bahkan logam, resin, hingga polimer, seolah mengukir kelembutan dari kekuatan, dan menjahit cahaya ke dalam setiap helai.
Peragaan adibusana koleksi “PENDAR” ini terdiri dari 77 buah gaun karya Eddy Betty, dirancang dengan paduan konstruksi desain yang ekstrem artistik dan berkarakter romantic opulence. Dimana setiap lekuk gaunnya dirancang melalui eksplorasi bentuk arsitektural. Struktur bak pahatan yang anggun, proporsi tegas nan presisi, dan hiasan yang rumit bagaikan ukiran halus, semuanya berpadu, namun tetap bersandar lembut pada lekuk tubuh. Siluet-siluet tersebut menyentuh lekuk tubuh, menguatkan karakter Eddy sebagai maestro korset dan bustier Indonesia.
Gemerlap pertunjukan rancangan maestro Eddy didukung oleh kekuatan tangan penata gaya SVASTIARI, dilengkapi dengan perias Donny Liem, jenama aksesori kolosal Rinaldy Yunardi, dan sepatu 1001 by Kiki Siantar Huillet & Uma Hapsari.
Penulis: Najlaa Kamilia Rizaldi
Editor: Mardyana Ulva
Foto: Eddy Betty