Maison Margiela Couture Fall 2019: Dekonstruksi Galliano
Lewat koleksi adibusananya kali ini Galliano lagi-lagi memecah dan mendekonstruksi makna serta struktur soial
7 Jul 2019


1 / 9
Dekonstruksi merupakan salah satu konsep yang kerap diterapkan Galiano dalam koleksi-koleksi rancangannya. Begitu pula dengan koleksi adibusana musim gugur 2019/2020 rancangannya ini.
 
Meski demikian, Galliano tetap berhasil memberikan nilai kebaruan sehingga manifestasi inspirasinya tak terasa usang. Kini ia mewujudkan konsep “dekonstruksi” itu melalui dua metode. 
 
Seperti dilansir dari Vogue Runway, ia menyebut metode pertamanya dengan istilah “projective filtrage”. Istilah ini ia perkenalkan terinspirasi dari pengalaman kita sehari-hari yang secara konstan berjalan dalam proyeksi media sosial. 
 
Untuk itu, ia membuat proyeksi dari imajinya sendiri dengan mencetak foto-foto motif tweed dan houndstooth serta motif kulit binatang juga foto erotis di atas bahan transparan yang melapisi setelan klasik model Teddy Boy. Lapisan kain transparan itu merupakan penyaring yang dimaksud Galliano.
 
Dekonstruksi atas citra itu juga ia wujudkan dengan pemilihan aksesori sepatu bot hak tinggi sebagai pelengkap tampilan. Seluruh model, laki-laki maupun perempuan berjalan sepanjang runwaymenggunakan bot tersebut, membaurkan definisi biner akan gender.
 
Metode kedua yang ia gunakan adalah dengan melakukan dekonstruksi terhadap pakaian-pakaian dan membuatnya menjadi pakaian dengan fungsi yang benar-benar baru. Seperti mendekonstruksi dua potong celana untuk kemudian dijadikan gaun bustier yang anggun. 
 
Meskipun konsep ini tak sepenuhnya baru, dekonstruksi pakaian Galliano berhasil dieksekusi dengan sangat baik. Ia menyebutnya dengan istilah “nomadic cutting”. Hasilnya adalah pakaian yang tercipa betul-betul dapat mengubah kesan dari pakaian-pakaian awal itu sekaligus. (Teks: Shuliya Ratanavara/Foto: Dok. Maison Margiela.)
 

 


Topic

Runway Report

Author

DEWI INDONESIA