Menelusuri Turki Dalam Sekejap
Pandemi global COVID-19 mengakibatkan perjalanan panjang Glenn Prasetya menelusuri Turki mau tidak mau mesti dipersingkat. Tak perlu bermuram durja merapati nasib. Lebih baik waktu yang singkat tersebut dimaksimalkan untuk mengeksplorasi sudut-sudut kota
30 Jun 2020




Formasi bebatuan yang unik dan perjalanan dengan balon udara panas membuat kota Cappadocia begitu populer. Foto panorama yang syahdu ini banyak sekali beredar di media sosial, membuat semakin banyak pengunjung dari berbagai dunia mendatanginya. Tercatat, pada periode Januari hingga November 2019, 3,7 juta wisatawan mengunjungi kota bersejarah ini.

“Perjalanan ke Turki sudah lama kami rencanakan,” cerita Glenn. Seperti biasa, tiket telah dari jauh hari ia pesan. Perjalanan pun telah dirancang sedemikian rupa oleh Yunita. Namun kala itu belum ada yang tahu bahwa akan ada pandemi yang merebak ke hampir seluruh dunia. Sempat adakeraguan juga sebelum mereka berangkat. Saat itu pandemi COVID-19 telah melumpuhkan Italia bagian utara.

“Bagaimana kami merealisasikan rencana perjalanan ini?” Begitu kira-kira yang ada di benak Glenn. Menjelang hari keberangkatan, berita mengenai penyebaran penyakit itu terus menerus mereka konsumsi. Bahkan berita tentang kasus positif COVID-19 di Indonesia dan di Turki akhirnya muncul. Mereka pun mengecek keamanan tempat-tempat tujuan di Turki secara berkala. Begitu pula penerbangan mereka. Diberitakan bahwa beberapa maskapai telah membatalkan sebagian penerbangan mereka ke destinasidestinasi tertentu. Setelah dicek, penerbangan mereka masih dianggap aman. Pilihan untuk menjadwalkan kembali pun tidak tersedia. Keputusan Glenn dan keluarga pun bulat. Mereka akan berangkat ke Turki!

 


Keluarga Prasetya berangkat ke Turki pada malam di tanggal 14 Maret. Saat itu Indonesia melaporkan ada 30 kasus positif COVID-19. Perjalanan cukup membuat was-was. Pasalnya, kala itu Yunita sedang sakit batuk. Mengetahui bahwa batuk adalah salah satu tanda COVID-19, Yunita pun memeriksakan diri ke dokter sebelum keberangkatan. Sampai di Istanbul, Turki, keesokan harinya, beberapa fakta menanti mereka.

Bisa dibilang perjalanan kali ini adalah perjalanan siap dengan segala konsekuensi. “Kami berangkat saja, nanti kalau tidak bisa masuk (ke Turki) kami langsung pulang,” ujar Glenn yang disetujui Yunita. Ternyata sesampainya mereka ke Turki, semuanya terlihat normal-normal saja. Rencana eksplorasi Istanbul di hari pertama tampak bisa dilewati tanpa hambatan. Berita baiknya, batuk yang semula dirasa Yunita langsung hilang tak berbekas. “Rasanya itu batuk stres,” begitu dugaannya.

 

 


Topic

Travel

Author

DEWI INDONESIA