Destination Wedding : Konsep Pernikahan Penuh Makna Bagi Pasangan Alesandra Hanafiah dan Khrisnaresha Adytia
Saigon, kota yang menyimpan banyak pesona, menjadi saksi sakralnya pernikahan pasangan Alesandra Hanafiah dan Khrisnaresha Adytia.


Ketika pekerjaan sehari-hari adalah menyiapkan momen istimewa bagi pasangan yang sedang mengikat janji, maka konsep pesta pernikahan yang tidak umum kemudian menjadi pilihan untuk menciptakan kenangan yang tidak terlupakan.
Kesibukan Alesandra Hanafiah di Al’s Catering yang didirikan oleh sang ibunda pada 1990, membuat dirinya tidak pernah lepas dari konsep dan persiapan hidangan hingga mensupervisi pesta pernikahan atau keriaan yang melibatkan katering. Inilah yang sejatinya mendasari Andra, begitu sapaan akrabnya, untuk memilih resepsi berbentuk destination wedding di Vietnam saat ia menikah dengan Khrisnaresa Adytia atau yang akrab disapa Khrisna. Konsep resepsi  ini langsung disepakati oleh kedua keluarga sebagai cara untuk berbagi kebahagiaan sambil sejenak melepas penat bersama. Akad nikah sendiri telah dilangsungkan satu minggu sebelum resepsi dan diadakan di Jakarta.

Andra dan Khrisna mengawali hubungan melalui pertemanan saat sama-sama berkuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 2004. Tak langsung bersama, mereka sempat berpacaran dengan orang berbeda, namun lingkup pertemanan mempertemukan keduanya kembali dan mereka memutuskan untuk menjalin hubungan. Empat tahun berpacaran dengan segala pasang surut menguatkan niat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Khrisna pun tak ragu melamar Andra di Cassis, restoran tempat kencan pertama mereka. Dan Andra pun tak berpikir dua kali untuk menjawab ya.

Kota Ho Chi Minh di Vietnam sebagai pilihan destination wedding didasari oleh empat elemen penting yang menjadi pertimbangan pasangan ini. Menurut wanita yang sempat sekolah memasak pastry di International Culinary Centre New York, elemen jarak tempuh dengan Jakarta, pilihan transportasi penerbangan, serta tentunya keberagaman kekayaan kuliner dan budaya adalah hal krusial yang perlu dipertimbangkan saat menentukan lokasi. Ho Chi Minh memenuhi empat elemen tersebut.

Andra jatuh cinta pada kota yang juga populer disebut Saigon itu, saat mengunjunginya untuk pertama kali bersama keluarga. Tak kalah dengan Bangkok atau Siam Reap yang lebih populer, Ho Chi Minh  menyimpan banyak pesona yang membuatnya sempurna menjadi lokasi resepsi.  Pertama, lokasi Ho Chi Minh relatif dekat,  hanya berjarak 3 jam 10 menit penerbangan langsung dari Jakarta serta tak membutuhkan visa untuk mengunjunginya. Kedua, makanan lokal disana tak hanya lezat namun juga memiliki cita rasa yang serupa dengan makanan Indonesia. Makanan tersebut mudah ditemukan di penjuru kota, baik yang disajikan di restoran maupun yang dijajakan oleh pedagang kaki lima. Ini penting bagi Andra karena ia ingin para tamu tidak kesulitan dalam mencari makanan yang dapat diterima oleh lidah mereka. Ketiga, ibu kota dari Vietnam memiliki objek wisata dan bangunan dengan arsitektural khas Eropa yang menarik untuk dieksplorasi. Kota ini dipengaruhi oleh kebudayaan Prancis selama pendudukan mereka atas Vietnam sejak 1859. Sejumlah bangunan bergaya klasik barat di kota ini mencerminkan pengaruh tersebut.  Tak mengherankan jika akhirnya kota ini dijuluki sebagai "Paris di Timur".

Tahap persiapan merupakan proses yang penting dalam penyelenggaraan pernikahan, terlebih ketika mengusung konsep destination wedding. Bahasa dan perbedaan kultur  disebut Andra menjadi tantangan tersendiri dalam persiapan yang memakan waktu selama 1 tahun ini. Hal ini kemudian disiasati dengan mendapuk Natali Djody, wedding organizer berpengalaman untuk menjadi perantara antara keluarga dan para vendor. Andra juga mengaku harus pergi tiga kali ke Ho Chi Minh untuk riset dan memilih vendor untuk meminimalisir kesalahan komunikasi. Di tahap ini Andra menemukan bahwa selain pihak hotel, tak ada vendor lain yang cocok dengan konsep resepsi, hingga ia memutuskan untuk membuat pesta semimalis mungkin dan memboyong tim serta vendor langsung dari Jakarta. Untuk tim dekorasi misalnya, Andra merasa lebih nyaman berkolaborasi dengan tim dekorasi internal Al’s Catering. Mereka pun mewujudkan dekorasi yang menitikberatkan pada tata meja dengan aksesori yang dibawa dari Jakarta menemani pemakaian bunga-bunga lokal Vietnam yang segar dan eksotis. Beruntung ballroom Park Hyatt Saigon telah memiliki interior yang kaya dan elegan sehingga tak membutuhkan banyak hiasan tambahan.

Tidak ingin berkompromi dengan kualitas, selain dekorator dan wedding organizer, pengisi acara berupa MC, band dan DJ juga penata rias dan tim fotografi juga terbang langsung dari Jakarta. Gaun Andra sendiri berupa balutan gaun cape dari lace merah karya Valentino, sementara Khrisna yang mengenakan setelan Emporio Armani dengan sentuhan rompi oriental karya Rama Dauhan Design Studio. Gaun Andra sengaja dipilih dalam siluet A agar sang mempelai wanita dapat leluasa bergerak dan berdansa. Sambil menikmati hidangan Barat dengan sentuhan Timur dari Park Hyatt, duo MC Tika Panggabean dan Udjo mencairkan suasana malam itu lewat celetukan humor yang segar. Ketika malam telah semakin larut, DJ Hogi pun menghentakkan lantai dansa  dengan pilihan lagu-lagu up-beat dari The Jackson 5 hingga Daft Punk yang membuat tamu dari segala usia tak ragu menghabiskan malam sambil berdansa.  

Untuk menciptakan suasana yang intim dan familiar, pasangan dan kedua keluarga telah sepakat untuk mengundang hanya 150 tamu yang merupakan keluarga dan teman-teman terdekat. “Kami memilih teman-teman yang akrab dengan kami selama satu tahun terakhir,” begitu trik Andra dan Khrisna dalam menyeleksi nama-nama yang diundang. Alasan ini dipilih agar para tamu dan keluarga dapat dengan mudah berbaur dan menanggalkan rasa canggung karena sebagian besar telah mengenal satu sama lain. Keakraban ini terwujud nyata, tak hanya pada saat resepsi berlangsung namun juga pada saat sesi cocktail, dan after party yang terasa cair tak bersekat.

Jumlah tamu yang dibatasi juga membuat pasangan ini dapat maksimal menjamu para tamu. Sebelum mengirimkan undangan resmi, Andra dan Khrisna mengawali dengan melansir situs untuk reservasi undangan. Situs tersebut juga memuat informasi awal seputar perjalanan ke Ho Chi Minh seperti pilihan akomodasi serta penerbangan. Setelah tamu mengkonfirmasi kedatangan mereka, pasangan ini kemudian mengirimkan undangan resmi karya The Distillery yang bertema chinoiserie, disertai  booklet kecil beirisi panduan wisata Ho Chi Minh. Di luar program acara resepsi, Andra dan Khrisna membebaskan para tamu untuk menyusun itinerary sesuai kenyamanan. Saat di Ho Chi Minh, Andra dan Khrisna juga menyempatkan diri untuk menemui semua tamu undangan di luar acara resepsi. Mereka ingin memastikan setiap tamu yang telah jauh-jauh terbang ke Ho Chi Minh dapat menikmati waktu yang tak terlupakan. “Walaupun lelah, tapi ini membuat kita happy. Pengalaman ini tidak akan kami rasakan jika kami tidak membuat destination wedding” (Cempaka Asriani) Foto: The Leonardi
 

 

Author

DEWI INDONESIA