Ketika berkuliah di Jogja, Nursida pernah diusir dari sebuah toko buku karena sering datang membaca tanpa membeli. Sejak kejadian tersebut, tekadnya memiliki perpustakaan sendiri semakin kuat. Pada tahun 2011, ia membuat perpustakaan mini di Lombok Utara berisi buku resep masakan dan buku berkebunyang ditujukan untuk ibu rumah tangga. Saat ini sudah ada 21 klub baca yang tersebar di lima kecamatan di Lombok Utara. Jumlah buku yang dimiliki sekitar 12.000 dan anggotanya kebanyakan buruh migran, petani, dan kepala dusun. Melihat perkembangan klub baca membuat Nursida berniat untuk membuat sekolah alam. “Sifatnya suplemen tambahan bagi sekolah formal. Siapa saja bisa ikut. Materi yang dipelajari ialah tanggap bencana, pengolahan bahan pangan lokal, kreasi kain flannel, hipnoterapi dalam pengasuhan anak, hingga pengolahan sampah,” tutur Nursida. Sekolah Alam pun berkembang. Saat ini ada enam cabang, beberapa diantaranya dibangun oleh anak-anak muda yang menjadi anggota klub baca Nursida. (JAR) Foto: dok. Dewi.