Gebrakan Pelestarian Kain Tenun Indonesia Oleh Cita Tenun Indonesia
Kain tenun asli Indonesia dipresentasikan dalam koleksi musim gugur-dingin 2013 di New York.
12 Apr 2013


Ardistia Dwi Asri - Ardistia New York
1 / 4
Cita Tenun Indonesia (CTI) sebagai perkumpulan nirlaba sejak tahun 2008 konsisten berupaya melestarikan kain tenun Indonesia sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia yang bernilai seni tinggi. Mulai dari menciptakan program pembinaan terintegrasi untuk para perajin kain tenun Indonesia, serta menggandeng desainer-desainer mode untuk memberikan pelatihan, antara lain Sebastian Gunawan (Garut dan Majalaya), Priyo Oktaviano (Bali), Didi Budihardjo (Sambas), Denny Wirawan (Sulawesi Tenggara dan Sumba) dan Ari Seputra (Lombok).

Bulan April ini, CTI kembali mengukir prestasi dengan terpilih untuk mempresentasikan kain tenun Indonesia dalam dua acara penting di New York, Amerika Serikat. Presentasi tren musim gugur dan dingin 2013/2014 untuk ratusan pelaku mode Amerika Serikat yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013 mendatang memberi kesempatan Indonesia untuk membuka acara Trend Overview Ready-to-wear yang sekaligus memperkenalkan tenun di mata dunia. Tenun juga menjadi topik utama dalam acara pengkajian tenun Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan Asia yang bernilai tinggi pada tanggal 18 April 2013 mendatang oleh Fashion Institute Technology, New York. Kedua acara tersebut turut menggandeng desainer Indonesia yang telah berkiprah di mancanegara yaitu Ardistia Dwi Asri untuk label Ardistia New York dan Auguste Soesastro dengan lini Kraton yang mempersembahkan perhelatan busana dengan kain tenun sebagai fokus utamanya.

Pada akhir tahun ini upaya CTI dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa akan terwujud. Atas usulan yang dilakukan pada tahun 2010, kain Tenun Sumba akan segera diresmikan sebagai salah satu world’s intangible heritage oleh UNESCO, dalam sidang umum UNESCO yang akan berlangsung bulan November 2013. (FM) Foto: Dok. CTI


 

Author

DEWI INDONESIA