Pandangan Marina Tabassun lewat Masjid Tanpa Minaret
Arsitek Marina Tabassun membangun sebuah masjid tanpa minaret yang meditatif dan berhasil meraih penghargaan.
16 Jun 2017


1 / 2
Tahun lalu Marina memenangkan Aga Khan Award untuk proyek Masjid Bait Ur Rouf di kota Dhakka, Bangladesh. Aga Khan ialah penghargaan prestisius yang disematkan pada proyek pembangunan yang dianggap mampu menciptakan standar baru di bidang arsitektur, perencanaan, konservasi bangunan bersejarah, dan desain lanskap.
Masjid karya Marina sederhana serupa persegi panjang. Fasad terbentuk dari susunan bata, material lokal yang banyak tersedia di Dhakka. Ruang di dalam nampak lapang. Sinar matahari yang masuk dari sela-sela bata membuat tempat ibadah ini begitu kontemplatif. Bait Ur Rouf berarti rumah bagi mereka yang penuh kasih. Di rumah kasih ini Marina memilih untuk melenyapkan simbol-simbol yang biasa digunakan dalam masjid pada umumnya. Dalam sebuah wawancara,  Marina berkata bahwa kubah dan minaret hanyalah simbol dan hal itu bukan esensi dari iman serta pujian. Marina menganggap ketika seseorang terperangkap pada simbol,  ia bisa melupakan dasar ajaran Islam yakni penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang ada di mana-mana.
                Bagi Marina, perancangan Bait Ur Rouf merupakan sebuah laku meditatif. Di tahun 2002, sang nenek memintanya untuk membangun masjid setelah si nenek kehilangan dua putri selama dua tahun terakhir. Ibu Marina salah satunya. Masjid ini ialah salah satu cara mereka memulihkan kesedihan. Marina membangunnya selama 12 tahun. Sang nenek wafat di tengah proses pembangunan.
                Ia merasa semakin perlu membangun tempat di mana orang benar-benar bisa merasakan koneksi dengan pencipta. Wanita ini mempertanyakan kembali mengapa masjid dibangun dan fungsi sesungguhnya dari bangunan itu.  Marina lantas menerapkan prinsip arsitektur yang ia percaya yakni bangunan harus berangkat dari sejarah, budaya, dan iklim setempat.  Marina merasakan kecewa saat melihat bangunan yang tidak dibuat sesuai dengan karakter setempat. Baginya hal itu tidak masuk akal. (JAR) Foto: Dok. Istimewa, Danny Wicaksono
 

 

Author

DEWI INDONESIA