Elsa Schiaparelli: Sang Shocking Designer yang Menaklukan Paris
Dari celana kulot hingga penggunaan istilah shocking pink, berbagai temuan Elsa Schiaparelli membuat namanya abadi.
9 Feb 2016


Elsa Schiaparelli berpose untuk fotografer George Hoyningen-Huene (1932).
1 / 10
1890 Elsa Schiaparelli lahir di Corsini palace, Roma, Italia, dengan ibu seorang aristokrat serta ayah yang berprofesi sebagai direktur perpustakaan Lincei, Roma, dan profesor bidang literatur oriental.  

1911 Schiaparelli menamatkan studinya di bidang ilmu filosofi dan menerbitkan buku kompilasi puisi sensual yang menjadi kontroversi, Arethusa. Ia pun dikirim ke sebuah biara di Swiss.

1913 Serangan kelaparan di Swiss membuat Schiaparelli hijrah ke London dan menjadi pengasuh bayi. Di tahun yang sama, ia bertemu dengan Count Wilhelm Wendt de Kerlor pada sebuah konfrensi teologi. Keduanya menikah setahun kemudian.

1916 Schiaparelli pindah ke New York, Amerika. Di sana, ia melahirkan anak perempuannya, Maria Luisa Yvonne Radha de Wendt de Kerlor (Gogo Schiaparelli), ibu dari model sekaligus aktris, Marisa Berenson. Di New York, Schiaparelli bekerja dan banyak bergaul dengan komunitas seni.

 1927 Pernikahan yang kandas mendorong Elsa Schiaparelli pindah ke Paris. Pembawaan dan gaya busana membuatnya jadi buah bibir komunitas hip di Paris. Couturier Paul Poiret adalah salah satu yang mendorong ia memulai bisnisnya sendiri.

1928 Dimulai di apartemen sederhana, bisnisnya berkembang dan pindah ke 4, rue de la Paix, Paris, dengan nama Schiaparelli – Pour le Sport (Schiaparelli – Sportwear). Koleksi hand-knit pullover motif simpul, kerah, dan manset trompe l'oeil sukses mempopulerkan namanya.

1929-1931 Sejumlah inovasi ia lakukan, dari menciptakan wrap dress (kemudian menginspirasi Diane von Furstenberg), jumpsuit dengan risleting multi-warna, dan celana kulot pertama di dunia yang jadi kontroversi di Inggris. Selain jadi yang pertama menggunakan model androgini, Schiaparelli juga merupakan pionir dalam penggunaan musik saat memamerkan koleksinya. Serta desainer pertama yang mengeluarkan lini kacamata. 

1932 Couture house-nya berganti nama menjadi Schiaparelli – Pour le Sport, Pour la Ville, Pour le Soir (Schiaparelli – Sportswear, City and Evening Wear) dengan lebih dari 400 karyawan, termasuk Hubert de Givenchy. Setahun kemudian, ia membuka butik di London dan New York.

1934 Menjadi desainer perempuan pertama yang ditampilkan sebagai sampul majalah TIME. Ia didaulat sebagai desainer nomer satu dunia, saat rivalnya, Coco Chanel, mendapat urutan ke dua.

1937 Elsa Schiaparelli merupakan yang pertama memperkenalkan kolaborasi mode dan seni. Salah satu karya surealis paling ikonis adalah topi The High-Heeled Schiaparelli, hasil kolaborasi bersama sahabatnya, Salvador Dalí. Di waktu yang sama, ia pula mengenalkan kata shocking pink untuk menggambarkan sebuah palet warna pada koleksi busananya. 

1940 Elsa Schiaparelli menjadi orang Eropa pertama yang menerima Neiman Marcus Award. Kliennya merupakan wanita-wanita berpengaruh, dari Wallis Simpson, Marlene Dietrich, hingga Katrine Hepburn. 

1950 Elsa Schiaparelli menciptakan tuxedo dress pertama di dunia haute couture, serta bereksperimen dengan diagonal buttoning.

1952 Mendesain kostum untuk film ikonis, Moulin Rouge.

1954 Krisis ekonomi usai perang dunia membuat Elsa Schiaparelli memutuskan menutup couture house-nya. Ia membuat buku biografi, Shocking life.

1973 Couturier yang disebut oleh Cristobal Balenciaga sebagai seniman sesungguhnya di dunia mode tersebut tutup usia di umur 83 tahun.

2012 Dibukanya kembali Maison Schiaparelli di lokasi terakhirnya, Hôtel de Fontpertuis, 21 place Vendôme, Paris.

2014 Maison Schiaparelli kembali mempresentasikan koleksinya pada Paris Haute Couture, dengan Jean-Paul Gaultier dan Tilda Swinton duduk di baris terdepan.

(RW) Foto: Dok. Maison Schiaparelli.
 

 

Author

DEWI INDONESIA