Seberapa Relevan Anda Dapat Berpakaian a la Musim Dingin di Negara Tropis??
Tiga cara mudah yang bisa dipraktikkan dan tetap terlihat relevan walau berada di bawah cuaca terik.
21 Jan 2022



Tinggal di negara tropis memiliki segelintir nilai positif di dalamnya. Namun pandangan miring berlaku bagi sebagian besar pecinta fashion. Mereka menggangap tinggal di negara tropis seakan membatasi cara seseorang berpakaian. Apalagi tren yang selama ini diadaptasi selalu berasal dari negara 4 musim. Mempraktikkan gaya musim dingin tentu bak sengaja membuat diri terlihat seperti ‘salah kostum’ dan membuat orang-orang mencibir.

Tidak semua perempuan memiliki tingkat percaya diri yang tinggi hingga berani melangkah ke luar dengan mantel tebal, sweater rajut, atau celana berbahan kulit. Namun ada seribu jalan lain yang tetap dapat membuat Anda bisa mengadaptasi tren tanpa terlihat seperti baru saja turun dari penerbangan luar negeri.

Celine Fall/Winter 2021-2022.


Permainan proporsi

Kunci utama bermain dengan tren musim dingin untuk diadaptasi di negara tropis seperti Indonesia adalah permainan proporsi. Perhatikan bagaimana satu kesatuan gaya bisa terlihat seimbang dengan memadukan item bergaya musim panas dan dingin sekaligus. Mantel panjang bisa terlihat ringan jika dipadukan dengan cropped top dan celana denim.

Mencoba teknik tumpuk atau layering juga sah-sah saja dilakukan apalagi jika keseharian aktivitas dilakukan di ruangan ber-AC. Kaos berserat halus yang mudah menyerap keringat dapat menjadi lapisan pertama, dibalut dengan vest rajut lalu ditumpuk lagi dengan blazer. Begitu pula dengan bahan kulit yang akan terlihat lebih seimbang jika dipadukan dengan material lain yang sifatnya lembut, misal bahan rayon viscose.
 

Bahan linen dan katun bisa menjadi dalaman alternatif untuk teknik layering.


Pemilihan bahan pakaian

Bahan pakaian yang nyaman menjadi kunci keberhasilan teknik layering seperti yang telah disebutkan di atas. Perhatikan juga bagaimana Anda harus menghindari beberapa tipe bahan seperti wol dan flanel. Kedua bahan tersebut memiliki serat yang rapat sehingga membuat kulit lebih sulit bernapas karena memang diciptakan untuk mereka yang tinggal di cuaca dingin dan ekstrim. Bahan pakaian seperti ini dan bahan sintetis juga bisa memicu timbulnya reaksi alergi pada kulit jika bercampur keringat. Sebagai alternatif, pilih bahan alami seperti katun hemp atau linen untuk dipadu padankan dengan jaket, blazer atau trench coat.

Refleksi cahaya yang dipantulkan warna cerah meminimalisir rasa panas dari tebalnya pakaian.


Warna cerah

Menurut riset ilmiah, warna-warna cerah akan merefleksikan kembali cahaya yang terpantul pada pakaian. Hal ini menandakan bahwa Anda bisa memakai jaket atau sweater dengan warna cerah tanpa cemas akan merasa kepanasan ketika harus berada di luar ruangan. Warna-warna seperti hitam, biru dongker, dan hijau lumut sebaiknya dihindari ketika ingin mengaplikasikan tren musim dingin ke dalam keseharian.

Lewat beberapa teknik ini, Anda bisa dengan leluasa mengakses tren musim dingin tanpa harus terpaku pada tren musim panas semata. Jadi, inspirasi dari mana pun bisa lebih relevan untuk kita yang tinggal di negara tropis ini.

 

JESSICA ESTHER
Foto: Vogue, Pexels, Elle Canada

 


 

 


Topic

Fashion

Author

DEWI INDONESIA