Mencicipi Kreasi Burger dan Milkshake yang Viral di Media Sosial
Lupakan kalori saat Anda berkunjung ke Black Tap Craft Burgers and Beers di Marina Bay Sands, Singapura.
20 Dec 2019


Crazy Shakes
1 / 3
Jika Anda pernah melihat unggahan foto milkshake spektakuler di linimasa Instagram, dengan topping ramai dan membuncah seperti gulali, permen loli, pretzel, hingga ice cream sandwich, kemungkinan besar yang Anda lihat adalah Crazy Shakes dari Black Tap, sebuah restoran burger dan craft beer yang berasal dari New York. Popularitasnya membuat Black Tap diundang untuk membuka gerainya di berbagai negara, salah satunya di Singapura, tepatnya di Marina Bay Sands.

Bersamaan dengan kunjungan saya ke Marina Bay Sands dalam rangka menghadiri Epicurean Market 2019, saya diajak bersantap ke restoran terbaru yang hadir di komplek resor dan mal tersebut. Hari Jumat malam kami melangkahkan kaki ke Black Tap, dan menemui antrean panjang di depannya. Sejak pembukaannya di awal tahun 2019, restoran ini memang tak pernah sepi.

Chris Barish dan Julie Mulligan, pasangan suami istri di balik Black Tap, turut menyambut Dewi dan rombongan media lain malam itu. Lantunan musik yang seru dan dekorasi yang bernuansa grafiti ala New York menemani para tamu bersantap.

Menu yang ditawarkan berpusat pada kreasi burger, yang menurut Chris, semua dibuat sendiri setiap harinya di dapur Black Tap, mulai dari roti, saus, dan daging burger. Hal ini yang menjadi nilai lebih dari Black Tap dan membuat rasa burgernya begitu kompleks, juicy, dan segar. Tak ayal, Black Tap sering disebut sebagai The Best Burger in New York. Malam itu kami pun mencicipi tiga burger yang paling populer, yakni The All American Burger, The Texan Burger, dan The Greg Norman.

Semua burger ini hadir di meja dalam piring besar. Roti di bagian atas burger dibuka untuk memperlihatkan prime burger patty serta teman-teman topping-nya, dikelilingi oleh side dish seperti kentang goreng serta potongan selada dan tomat. Porsinya cukup besar dan sangat bisa untuk sharing.

 
The Greg Norman Burger.


The All American Burger yang klasik hadir dengan topping keju American, ditemani acar timun dan saus spesial yang rasanya menyerupai saus barbekyu. The Texan Burger tampil lebih heboh dengan topping keju aged cheddar yang rasanya lebih kuat, potongan bacon yang garing, dan onion ring yang besar, ditemani saus barbekyu dan mayones. Sementara yang menjadi favorit saya, yaitu The Greg Norman menggunakan daging wagyu sebagai patty-nya sehingga teksturnya begitu lembut, dengan topping blue cheese yang tajam dan daun arugula yang sedikit pahit dan segar, serta saus buttermilk-dill.

Untuk menemani santapan, kami memesan beberapa camilan. Onion Rings yang dibuat setiap harinya menggunakan bawang bombai segar hadir menggugah selera lewat bentuknya yang besar, dengan tekstur garing di luar dan lembut di dalam. Fried Pickles, menu khas Amerika bagian selatan, bisa juga ditemukan di sini. Perpaduan rasa asam dan asin dari acar timun serta rasa gurih berminyak dari adonan tepung di luarnya membuat menu ini sangat pas disantap dengan bir. Ada pula Crispy Brussel Sprouts, yakni sejenis kol mini yang digoreng dan disajikan dengan saus asam pedas, menjadi alternatif sayur selain salad.

 
Crispy Brussel Sprout.


Bicara soal salad, bagi Anda yang lebih peduli soal berat badan (but really, why bother when you’re here?), Anda bisa memesan semua menu burger yang tersedia namun disajikan di atas sepiring salad sayuran segar, tanpa roti. Lagi-lagi porsinya cukup spektakuler. Menu vegan pun bisa didapatkan di Black Tap, seperti The Vegan Burger dengan patty yang terbuat dari kacang hitam dan The Falafel Burger yang terbuat dari kacang chickpea.

Namun menu yang membuatnya begitu terkenal, terutama di kalangan milenial penggila media sosial, adalah Crazy Shakes. Kreasi milkshake yang cukup “gila” ini menjadi objek unggahan media sosial dan sempat viral beberapa waktu lalu. Chris mengakui bahwa media sosial berperan besar dalam bisnisnya. “Ada sebuah publikasi yang mengunggah foto Crazy Shake kami ke Instagram-nya, dan keesokan harinya manajer saya menelepon, katanya antrean gerai kami hari itu mencapai beberapa blok. Sekitar 2 jam waktu tunggu,” jelasnya.

 
The Vegan Burger Salad.


“Saat itu kami hanya sebuah gerai kecil di Soho, New York, dengan kapasitas 15 tempat duduk,” ucap Julie. “Kini kami sudah memiliki 15 gerai di Amerika dan seluruh dunia.” Saat ini Black Tap memang sudah melebarkan sayap hingga ke Kuwait, Uni Emirat Arab, Bahrain, Swiss, dan Singapura yang menjadi lokasi pertamanya di Asia.

Chris mengatakan bahwa menu yang disediakan di gerai Singapura pada dasarnya sama dengan yang ditawarkan di New York. Namun tentu ada beberapa menu lokal dan musiman yang diciptakan hanya untuk negara tersebut. Misalnya, untuk Singapore Day pada bulan Agustus lalu, dilansir versi Crazy Shake dengan gula Melaka, nastar, dan biskuit kelapa. “Kreasi tersebut sangat populer dan saya sendiri sangat menyukainya! Mungkin kami akan membawanya kembali ke menu kami,” ucap Chris.

Mengenai rencana ekspansi ke negara lain, Chris dan Julie mengatakan bahwa mereka tak menutup kemungkinan tersebut. “Jika ada rekanan dan lokasi yang tepat, tentu kami tertarik,” ujar Chris. “Kami baru saja kembali dari Makau untuk melihat-lihat beberapa lokasi di sana,” ucap Julie. Saat ditanya tentang Indonesia, Julie tampak bersemangat dan mengatakan bahwa ia sangat ingin mengunjungi Jakarta dan kota lainnya.
Mungkin Anda ingin memberi ide kreasi Crazy Shakes ala Indonesia kepada Chris dan Julie?  (Margaretha Untoro) Foto: MU, Dok. Marina Bay Sands



 
 

 


Topic

Food Guide

Author

DEWI INDONESIA